Jakarta, CNN Indonesia —
Bos Tesla Elon Musk mengungkapkan alasan terbarunya dalam pembatalan pembelian Twitter senilai US$44 miliar (Rp652 triliun).
Ia menyebut alasan tak ada informasi mengenai pembayaran pesangon Mantan Kepala Divisi Keamanan Twitter Peiter Zatko.
Zatko sendiri diberhentikan dari pekerjaannya di Twitter pada Januari 2022 dengan alasan performa yang kurang baik.
Beberapa bulan setelah keluar dari perusahaan media sosial tersebut, Zatko mengungkapkan sejumlah masalah keamanan di Twitter. Setelah pengungkapan ini, Musk mengajak Zatko untuk menjadi saksi memberikan keterangan dalam pertikaiannya dengan Twitter.
Setelah mendapatkan keterangan, Musk mengirim surat ke Twitter yang menuduh perusahaan tersebut tidak memberi tahu dia tentang pembayaran pesangon jutaan dolar yang dilakukan pada bulan Juni kepada Zatko.
Pengacara Musk berpendapat bahwa kegagalan untuk meminta persetujuan Musk sebelum membayar Zatko memberikan dasar hukum lain untuk memutuskan kesepakatan pembelian Twitter.
Menanggapi tuduhan ini, Twitter menyebut pihaknya seharusnya memberitahu Musk ada karyawan yang tidak puas dan melemparkan berbagai tuduhan terhadap perusahaannya.
“Teman saya tampaknya mengatakan bahwa Twitter seharusnya memberi tahu Musk bahwa ada mantan karyawan yang tidak puas yang membuat berbagai tuduhan yang telah ditanyakan dan ternyata tidak berdasar,” kata pengacara Twitter William Savitt pada awal pekan ini, seperti dikutip AFP.
Lebih lanjut, Musk membatalkan pembelian Twitter dengan alasan perusahaan tersebut memberi informasi salah tentang akun bot di platformnya.
Dalam putusan awal pekan ini, kanselir pengadilan Delaware yang mengawasi kasus tersebut, Kathaleen McCormick, mengatakan Musk dapat menambahkan pengungkapan dan keterangan Zatko dalam kasusnya.
Namun McCormick menolak permintaan Musk untuk mendorong kembali litigasi. Menurut McCormick, memperpanjang gugatan akan berisiko lebih lanjut merugikan Twitter dalam skala yang terlalu besar, sehingga tidak dapat dibenarkan.
Musk dan Twitter tengah terlibat sengketa sengit terkait pembatalan pembelian Twitter. Sidang kasus besar ini akan dimulai pada 17 Oktober mendatang di pengadilan Delaware.
(lom/bac)
[Gambas:Video CNN]