Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Elon Musk Kehilangan Rp 476,4 Triliun dalam Sehari, tapi Masih Jadi Orang Terkaya di Dunia – Halaman all

Elon Musk Kehilangan Rp 476,4 Triliun dalam Sehari, tapi Masih Jadi Orang Terkaya di Dunia – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Elon Musk tidak perlu khawatir soal keuangan pribadinya, meski kekayaannya telah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.

Baru-baru ini, Musk kehilangan 29 miliar dolar AS (sekitar Rp 476,4 triliun) dalam satu hari setelah saham Tesla anjlok 15 persen pada Senin (10/3/2025).

Mengutip CBC News, beberapa analis menilai penurunan ini merupakan indikasi bahwa komentar kontroversial Musk, hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump, serta perannya dalam pemotongan anggaran federal dapat berdampak signifikan pada kekayaannya.

“Penjualan saham Tesla seperti ini memang berdampak. Tesla adalah jantung dan paru-paru ekosistem Musk,” kata analis keuangan yang berbasis di LA, Wedbush Securities, Dan Ives, kepada CBC News.

“Apakah ini berdampak pada Musk secara pribadi? Tidak. Tapi apakah ini memberi sinyal kepada Musk dan Dewan Tesla? Ya.”

Menurut Ives, sinyal tersebut menegaskan bahwa Musk, yang memiliki sekitar 13 persen saham Tesla, perlu kembali memprioritaskan perannya sebagai CEO Tesla.

“Ini jelas merupakan masa yang menegangkan,” katanya. “Ini adalah momen krusial bagi Musk.”

Para analis mengatakan penurunan harga saham Tesla sebagian disebabkan oleh meningkatnya persaingan dari produsen kendaraan listrik lain, terutama dari China.

Penjualan Tesla turun 12 persen di California, pasar terbesarnya, dan anjlok drastis di Eropa.

Di Jerman, misalnya, penjualan turun 76 persen pada Februari lalu.

Tahun lalu, Tesla mencatat penurunan penjualan keseluruhan sebesar satu persen, yang merupakan penurunan pertama dalam lebih dari satu dekade.

Sebagian dari penurunan ini disebabkan oleh tantangan operasional, termasuk antisipasi model baru serta penyegaran Tesla Model Y, serta manajemen inventaris, menurut laporan Financial Monthly.

Ives menambahkan bahwa permintaan yang melemah untuk kendaraan listrik juga menjadi faktor utama.

Namun, Anthony Sassine, ahli strategi investasi senior di firma pengelola investasi Kraneshares, mengatakan kepada CNBC bahwa penurunan saham Tesla juga disebabkan oleh serangkaian keputusan strategis yang keliru oleh Musk.

Keputusan tersebut termasuk fokus berlebihan pada Cybertruck dibandingkan dengan pengembangan mobil Tesla yang lebih terjangkau, serta keterlibatan Musk dalam politik yang menimbulkan reaksi negatif dari investor dan pembeli di AS serta Eropa.

Laporan dari Brand Finance bulan lalu menunjukkan bahwa nilai merek Tesla turun 26 persen akibat kegagalan mencapai target pendapatan, meningkatnya persaingan di sektor kendaraan listrik, dan pemotongan harga di pasar utama seperti China.

Musk juga mendapat kritik atas komentarnya di media sosial X, serta dukungannya terhadap Trump dan kandidat sayap kanan lainnya di seluruh dunia.

Di sisi lain, ia menghadapi kecaman atas keterlibatannya dalam upaya efisiensi pemerintah Trump yang dikenal sebagai Department of Government Efficiency (DOGE).

“Boikot terhadap Tesla, demonstran di showroom Tesla di AS, dan bahkan vandalisme terhadap mobil Tesla di jalan adalah bukti bahwa perusahaan Musk telah menjadi simbol Trump dan DOGE, yang pada akhirnya merugikannya,” kata Ives.

“Tesla identik dengan Musk. Musk identik dengan Tesla. Erosi merek adalah perhatian utama.”

Banyak pelanggan utama Tesla berasal dari kalangan Demokrat di pesisir AS, tambah Ives.

“Hal terakhir yang Anda inginkan adalah Tesla dikaitkan dengan Trump dan gerakan MAGA.”

Namun, hal ini semakin sulit dihindari setelah Trump duduk di kursi pengemudi Tesla Model S berwarna merah pada Selasa (11/3/2025), sementara Musk menjadi penumpangnya.

Momen ini berlangsung di jalan masuk Gedung Putih, sehari setelah Trump mengumumkan di platform media sosialnya bahwa ia akan membeli Tesla baru.

“Elon Musk berusaha membantu negara kita, dan ia melakukan pekerjaan yang luar biasa!” tulis Trump di Truth Social.

“Saya akan membeli Tesla baru besok pagi sebagai tanda kepercayaan dan dukungan untuk Elon Musk, seorang warga Amerika yang benar-benar hebat.”

Menurut Abigail Wright, konsultan di firma penasihat bisnis Chamber of Commerce, Musk seharusnya lebih fokus pada inovasi dan pertumbuhan Tesla ketimbang politik.

“Jika ia menyalurkan energinya ke eksplorasi ruang angkasa dan kemajuan teknologi alih-alih politik, kita mungkin sudah melihat terobosan yang menguntungkan umat manusia daripada penurunan saham dan kerusakan merek,” katanya kepada Newsweek.

Musk Masih Lebih Kaya daripada Bezos

Meski mengalami penurunan kekayaan, Musk tetap menjadi orang terkaya di dunia dengan total kekayaan bersih 307 miliar dolar AS (sekitar Rp 5.041 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

Pendiri Amazon, Jeff Bezos, berada di posisi kedua dengan kekayaan bersih 218 miliar dolar AS (sekitar Rp 3.586 triliun).

Meskipun harga sahamnya turun, Tesla masih memiliki nilai pasar lebih dari 700 miliar dolar AS, menjadikannya produsen mobil paling bernilai di dunia.

Tesla bahkan berada di atas sembilan produsen mobil besar lainnya yang secara kolektif menjual 44 juta unit tahun lalu, sementara Tesla hanya menjual 1,8 juta unit.

Tesla Model Y juga menjadi kendaraan terlaris pada 2024.

Dalam wawancara dengan Fox Business, Musk mengakui bahwa ia menjalankan bisnisnya dengan sangat ketat.

Namun, menurut Ives, Musk perlu lebih aktif terlibat di Tesla untuk menahan kerusakan yang terjadi.

“Ia perlu muncul di pabrik atau showroom Tesla, bukan hanya di Gedung Putih atau Mar-a-Lago,” kata Ives.

“Ia harus menunjukkan bahwa ia masih memegang kendali, bukan hanya duduk di kursi belakang.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Merangkum Semua Peristiwa