Jakarta, Beritasatu.com – Kekayaan Elon Musk kembali mencetak rekor global. Pendiri SpaceX itu menjadi orang pertama di dunia yang memiliki harta lebih dari US$ 600 miliar (sekira Rp 9,18 kuadriliun), seiring melonjaknya valuasi perusahaan roket miliknya.
Lonjakan kekayaan tersebut dipicu langkah SpaceX yang meluncurkan tender offer dengan valuasi sekitar US$ 800 miliar (sekira Rp 12,24 kuadriliun) pada awal Desember 2025. Angka ini melonjak dua kali lipat dibandingkan valuasi US$ 400 miliar (sekira Rp 6,12 kuadriliun) pada Agustus 2025.
Berdasarkan perhitungan Forbes, kepemilikan Musk sekitar 42% di SpaceX membuat nilai hartanya bertambah sekitar US$ 168 miliar (sekira Rp 2,57 kuadriliun) menjadi sekitar US$ 677 miliar (sekira Rp 10,36 kuadriliun) per Senin (15/12/2025) pukul 12.00 waktu setempat.
Dengan capaian tersebut, Musk resmi menjadi individu pertama dalam sejarah yang memiliki kekayaan di atas US$ 600 miliar (sekira Rp 9,18 kuadriliun). Sebelumnya, belum ada satu pun orang yang mampu menembus ambang US$ 500 miliar (sekira Rp 7,65 kuadriliun).
SpaceX juga dikabarkan menargetkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2026 dengan valuasi yang diperkirakan dapat mencapai US$ 1,5 triliun (sekira Rp 22,95 kuadriliun). Jika rencana ini terealisasi, Musk berpotensi menjadi triliuner pertama di dunia. Hingga kini, manajemen SpaceX dan Musk belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana tersebut.
Tanpa memperhitungkan IPO sekalipun, nilai kepemilikan Musk di SpaceX diperkirakan mencapai US$ 336 miliar (sekira Rp 5,14 kuadriliun) dan menjadi aset terbesarnya.
Sementara itu, kepemilikan 12% saham Tesla bernilai sekitar US$ 197 miliar (sekira Rp 3,01 kuadriliun), di luar opsi saham dari paket kompensasi CEO 2018 yang sempat dibatalkan pengadilan Delaware pada Januari 2024. Nilai opsi tersebut masih didiskon sekitar 50% atau setara US$ 69 miliar (sekira Rp 1,06 kuadriliun) sambil menunggu proses appeal di Mahkamah Agung Delaware.
Apabila gugatan tersebut berujung tidak menguntungkan, Tesla tetap bisa menjadi jalur alternatif bagi Musk menuju status triliuner. Pada November 2025, pemegang saham Tesla menyetujui paket kompensasi bernilai fantastis yang berpotensi memberi Musk saham tambahan hingga US$ 1 triliun (sekira Rp 15,3 kuadriliun) sebelum pajak.
Paket tersebut dapat terealisasi jika perusahaan mampu mencapai target kinerja ambisius, termasuk peningkatan kapitalisasi pasar (market cap) lebih dari delapan kali lipat dalam 10 tahun.
Selain SpaceX dan Tesla, Musk juga memiliki xAI Holdings. Perusahaan ini disebut tengah menjajaki pendanaan baru dengan valuasi sekitar US$ 230 miliar (sekira Rp 3,52 kuadriliun), melonjak tajam dari klaim valuasi US$ 113 miliar (sekira Rp 1,73 kuadriliun) saat xAI dibentuk pada Maret 2025 melalui penggabungan dengan platform media sosial X.
Forbes memperkirakan kepemilikan Musk di xAI Holdings sekitar 53% dengan nilai sekitar US$ 60 miliar (sekira Rp 920 triliun).
