Di Sumatera Barat, egrang dikenal dengan nama tengkak-tengkak. Nama tersebut berasal dari kata tengkak berarti pincang.
Sementara di Bengkulu, kata yang sama merujuk pada sepatu bambu. Perbedaan penamaan menunjukkan bagaimana egrang beradaptasi dengan budaya lokal.
Anak-anak yang bermain egrang melatih keseimbangan, fokus, dan keberanian. Di beberapa daerah, egrang dimainkan dalam lomba, baik untuk anak-anak maupun dewasa.
Meskipun teknologi modern telah menggeser banyak permainan tradisional, egrang masih bertahan di beberapa komunitas. Beberapa sanggar budaya dan sekolah memasukkan egrang sebagai bagian dari pelestarian warisan nusantara.
Di daerah pedesaan, egrang masih sering dimainkan saat perayaan festival rakyat. Permainan ini tidak hanya ditemukan di Indonesia.
Beberapa negara Asia seperti Vietnam dan Filipina juga memiliki versi egrang dengan nama berbeda. Akan tetapi, egrang Indonesia tetap memiliki keunikan dalam bentuk dan cara memainkannya.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5006515/original/094168400_1731654217-cara-bermain-egrang.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)