Liputan6.com, Belitung – Kue jongkong, jajanan tradisional khas Melayu dari Sumatra dan Bangka Belitung, kini bisa bertahan hingga tujuh hari tanpa bahan pengawet. Inovasi teknologi pengemasan modern ini membuat makanan berbahan tepung beras dan tapioka ini tetap segar tanpa perubahan rasa, warna, atau aroma.
Mengutip dari berbagai sumber, jongkong merupakan kue tradisional yang banyak ditemui di pasar-pasar tradisional wilayah Melayu. Kue ini memiliki tekstur lembut dengan tiga lapisan warna berbeda, putih di bagian atas, hijau di tengah, dan cokelat di bagian bawah.
Rasa manisnya berasal dari perpaduan kelapa muda, gula merah, dan sedikit garam. Ada beberapa variasi jongkong, seperti jongkong lapis, bubur sum-sum, dan jongkong ketan hitam.
Kue ini bisa dinikmati dalam keadaan hangat maupun dingin. Hal ini menjadikannya camilan yang digemari berbagai kalangan.
Secara alami, kue tradisional seperti jongkong memiliki daya simpan pendek. Biasanya hanya bertahan 1-2 hari sebelum mulai basi atau berubah tekstur.
Hal ini disebabkan kandungan santan dan tepung yang mudah rusak jika terpapar udara atau suhu ruang terlalu lama. Selama ini, pedagang jongkong mengandalkan penjualan harian untuk memastikan produk tetap segar.
Akan tetapi, hal ini membatasi distribusi ke wilayah yang lebih luas. Beberapa upaya tradisional, seperti membungkus dengan daun pisang, hanya memperpanjang ketahanan sedikit tanpa menjamin kualitas rasa dan tekstur.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1637846/original/014646300_1499052440-Kue_Jongkong.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)