Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dukung Ekonomi Hijau, Program Sampah Organik Diperluas ke Pengumpulan Minyak Jelantah – Halaman all

Dukung Ekonomi Hijau, Program Sampah Organik Diperluas ke Pengumpulan Minyak Jelantah – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sepanjang 2024, komunitas Bank Sampah Anugerah Semesta Alam (ASA) berhasil mengumpulkan lebih dari 11.000 ton sampah anorganik. 

Sampah anorganik, merupakan sampah yang berasal dari bahan nonhayati seperti plastik, logam, dan lainnya untuk diolah menggunakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) agar dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Di pertengahan 2024, program 3R diperluas dengan pengelolaan dan penerimaan minyak jelantah yakni minyak goreng bekas pakai untuk mengurangi limbah rumah tangga.

Yakobus Suprianto, Ketua Bank Sampah ASA bilang, sampai saat ini program pengelolaan minyak jelantah Bank Sampah ASA telah berhasil mengumpulkan hampir 700 kg. 

Untuk peran masyarakat menjalankan upaya ini, Tokio Marine Life memberikan insentif berupa top-up tabungan 25 persen untuk nasabah lama dan 50 persen untuk nasabah baru Bank Sampah ASA yang menyetorkan sampah daur ulang maupun minyak jelantah sepanjang tahun 2024.  

“Program 3R kami bersama Tokio Marine Life telah memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan mendapatkan respons yang baik, terlihat dari peningkatan 15 persen setoran sampah daur ulang dibandingkan tahun sebelumnya,”  kata Yakobus Suprianto, Ketua Bank Sampah ASA, dikutip Selasa, 7 Januari 2025.

Yakobus mengatakan, selain insentif, dari perusahaan yang sama komunitasnya juga menerima fasilitas operasional berupa tenda pelayanan, komputer tablet, buku tabungan, dan seragam relawan untuk meningkatkan efektivitas program serta memperluas edukasi kepada masyarakat, termasuk melalui program Sedekah Jelantah.

Menurut Natanael Ari Naftali, Koordinator Relawan Bank Sampah ASA, minyak jelantah merupakan jenis limbah rumah tangga yang sering diabaikan, namun memiliki potensi besar.

Melalui program Sedekah Jelantah, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat finansial, tetapi juga menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Dengan dukungan Tokio Marine Life, insentif yang diberikan melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengumpulan minyak jelantah secara signifikan di masa mendatang.  

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi minyak goreng sawit secara nasional mencapai angka yang sangat besar.

Dengan rata-rata konsumsi minyak goreng sawit per kapita sebesar 11,58 liter per tahun pada 2020 dan populasi Indonesia lebih dari 270 juta jiwa, total konsumsi minyak goreng nasional dapat mencapai lebih dari 3,1 miliar liter per tahun.

Jika diasumsikan sekitar 40 persen minyak goreng berubah menjadi minyak jelantah seperti yang dilaporkan pada penelitian sebelumnya, potensi minyak jelantah yang dihasilkan mencapai lebih dari 1,2 miliar liter setiap tahunnya.  

Rumah tangga di Indonesia menghasilkan sekitar 13 juta liter minyak jelantah per tahun, dengan rasio minyak jelantah mencapai 60,82 persen dari total minyak goreng yang dikonsumsi. 

Namun, sebanyak 64,3 persen masyarakat belum mengolah minyak jelantah setelah digunakan, sehingga sebagian besar minyak jelantah ini berakhir sebagai limbah yang mencemari lingkungan.

Hal ini menunjukkan perlunya edukasi dan inovasi program pengelolaan minyak jelantah, baik di tingkat rumah tangga maupun komunitas.

Ferawati Gondokusumo, Head of Marketing Communications & Corporate Branding Department Tokio Marine Life menjelaskan, pihaknya akan terus memberikan nilai lebih kepada masyarakat melalui program-program yang memperkuat komitmen perusahaan pada keberlanjutan, yang terbukti memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

“Ke depan, kami juga akan terus mengembangkan inisiatif-inisiatif baru yang relevan dan berdampak positif, menciptakan perubahan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang,” ungkapnya.