FAJAR.CO.ID, SULTRA — PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menerima dua unit autoclave pertama untuk Proyek High-Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa, bagian dari Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa. Menandai kesiapan operasional fasilitas pengolahan nikel berteknologi tinggi di Indonesia.
Apa itu autoclave?
Autoclave dalam pertambangan nikel adalah sebuah reaktor tekan berukuran besar yang digunakan dalam proses HPAL.
Teknologi ini memanfaatkan suhu sangat tinggi dan tekanan ekstrem untuk mengekstraksi nikel dan kobalt dari bijih laterit kadar rendah—jenis bijih yang tidak ekonomis jika diproses melalui metode pirometalurgi biasa.
Autoclave menjadi inti dari proses tersebut karena ia memungkinkan reaksi kimia berlangsung cepat dan efisien dalam kondisi terkendali.
Pada proses HPAL, bijih laterit yang sudah dihancurkan dicampur dengan larutan asam sulfat. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam autoclave.
Di dalamnya, tekanan bisa mencapai puluhan atmosfer dan temperatur bisa lebih dari 240°C. Kondisi ekstrem ini membuat logam yang terperangkap dalam mineral laterit larut dan terpisah dari unsur-unsur lainnya.
Autoclave memastikan reaksi berlangsung stabil tanpa kebocoran atau kontaminasi lingkungan.
Keberadaan autoclave memungkinkan perusahaan tambang memanfaatkan cadangan laterit rendah magnesium yang sebelumnya sulit diekstraksi. Secara ekonomi, hal ini meningkatkan nilai bijih laterit yang melimpah di Indonesia.
Teknologi ini juga memberi alternatif selain peleburan tradisional, yang sangat intensif energi. Karena itu, autoclave makin populer pada proyek HPAL untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik.
