Dua Tahun Jalan Rawa Bebek Rusak, Warga Penjaringan Hidup dalam Debu dan Air Mati
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejak dua tahun terakhir, warga RW 11, Jalan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara, harus menghadapi realitas sehari-hari yang tak menyenangkan.
Jalan yang dulunya mulus kini bergelombang, berdebu, dan kerap membuat pengendara celaka.
“Airnya juga mati, biasanya seminggu. Ini udah ada dua tahun proyek, air jadi sering mati,” kata Katiyem (66) kepada
Kompas.com
, Jumat (3/10/2025).
Bagi Katiyem, air yang mati bukan hanya soal ketidaknyamanan, tapi juga soal kesehatan dan ekonomi keluarga.
Ketika air menyala, sering kali keruh dan berbau.
Ismadi (66) merasakan hal serupa. Ia mengaku bahwa air sering mati, bahkan bisa sampai seminggu.
Menurutnya, ketika diperbaiki oleh tukang PAM, air kembali tidak mengalir karena pekerjaan galian terus dilakukan.
“Air sering mati, sekali mati bisa seminggu. Nanti ada tukang PAM dibenarin lagi, nanti digali lagi, airnya enggak jalan lagi,” ujarnya.
Akibatnya, ia terpaksa membeli air bersih atau bahkan tidak mandi.
Kerusakan jalan juga menjadi ancaman keselamatan.
Ketua LMK RW 011, Dede Sobari (40), mengatakan, banyak warga yang terjatuh di Jalan Rawa Bebek akibat permukaan yang rusak.
“Banyak dari proyek jalan ini rusak, banyak yang jatuh, terakhir ibu-ibu dari Luar Batang itu jatuh nyungsrug tangan dan kakinya,” ucapnya.
Kondisi jalan yang licin saat hujan menambah risiko kecelakaan.
Yani (50) menambahkan, debu yang menumpuk di jalan juga mengganggu aktivitas warga.
“Kalau hujan kan licin, terus debunya masuk ke rumah, ganggu pernapasan,” jelasnya.
Tak hanya keselamatan, proyek galian ini juga menghantam ekonomi warga. Omzet warung di RW 11 menurun drastis karena jalan rusak dan debu menempel pada dagangan.
“Dampak ekonomi, banyak masyarakat merugi karena ada galian gini, penutupan jalan, usaha yang dagang terganggu,” kata Dede.
Katiyem menambahkan, omzetnya yang dulu Rp 500.000 per hari kini hanya sekitar Rp 300.000.
Ismadi pun mengaku omzet usaha kertas limbah bekasnya turun 20-30 persen dalam dua tahun terakhir.
Galian sepanjang Jalan Rawa Bebek 1 dan 2 ini dilakukan untuk mendukung proyek pengolahan air limbah menjadi air bersih yang digagas pemerintah pusat.
Namun, sementara wilayah lain hanya sebagian RT terdampak, di RW 11 ada sekitar 21 RT yang harus menanggung gangguan proyek.
Lamanya pengerjaan proyek, yang sudah berlangsung dua tahun, mendatangkan dampak berlapis yakni dari air mati, jalan rusak, hingga ekonomi warga menurun.
Kondisi ini membuat warga RW 11 merasa hidupnya terganggu, terperangkap antara janji pembangunan dan realitas sehari-hari yang keras.
(Reporter: Shinta Dwi Ayu | Editor: Akhdi Martin Pratama, Faieq Hidayat)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Dua Tahun Jalan Rawa Bebek Rusak, Warga Penjaringan Hidup dalam Debu dan Air Mati Megapolitan 3 Oktober 2025
/data/photo/2025/10/03/68dfb0fbdfed5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)