Dua Sisi Parkir Liar Tanah Abang: Langgar Aturan dan Bikin Macet, tapi Dipilih karena Memudahkan Megapolitan 12 Maret 2025

Dua Sisi Parkir Liar Tanah Abang: Langgar Aturan dan Bikin Macet, tapi Dipilih karena Memudahkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Maret 2025

Dua Sisi Parkir Liar Tanah Abang: Langgar Aturan dan Bikin Macet, tapi Dipilih karena Memudahkan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Persoalan parkir liar di area
Pasar Tanah Abang
, Jakarta Pusat, memunculkan dua sisi bertolak belakang.
Di satu sisi, parkir liar berkontribusi terhadap kemacetan dan mengganggu ketertiban umum di kawasan tersebut.
Namun, di sisi lain para pengunjung merasa “terbantu” dengan adanya parkir liar lantaran lokasi parkir resmi yang dirasa terlalu jauh sehingga mereka enggan memarkirkan kendaraannya di tempat yang seharusnya.
Untuk mengakses tempat parkir motor resmi di Pasar Tanah Abang Blok A, pengunjung harus menempuh waktu sekitar lima menit dengan kecepatan kendaraan rata-rata 20 km per jam. Tempat parkir resmi ini terletak di lantai 11 gedung Pasar Tanah Abang.
John (30), pengunjung Pasar Tanah Abang baru pertama kali merasakan parkir resmi di pasar tersebut. 
Namun, ia terkejut karena harus naik 11 lantai untuk sampai ke tempat parkir resmi.
John awalnya berencana untuk parkir di lantai 5 Blok A Tanah Abang. Namun, karena datang pada siang hari, ia mencoba memarkirkan motornya di dalam gedung. 
“Tadi kan kirain di depan (parkir liar) (motor kena) panas, jadi mau di dalam gedung aja. Eh tinggi. Kalau selanjutnya sih kayaknya bakal di bawah aja enggak apa-apa,” kata John saat ditemui di Tanah Abang, Selasa (11/3/2025).
Menurut John, memarkirkan motor di tempat parkir liar maupun resmi tidak jauh berbeda. Namun, ada risiko motor lecet karena berdesakan dengan kendaraan lain di area parkir liar.
“Ah sama saja di bawah atau di atas sini. Paling lecet-lecetnya doang kalau parkir liar di bawah,” tambah dia.
Senada dengan John, pengunjung lainnya bernama Wildan (19) juga memilih memarkirkan motornya di tempat parkir liar, tepat di depan Pasar Tanah Abang.
Alasannya,
parkir resmi Pasar Tanah Abang Blok A
terlalu jauh untuk dia jangkau, apalagi untuk sekadar berbelanja di area lantai dasar.
“Biar lebih cepat aja sih, lebih dekat masuk pintu utama daripada lewat dalam,” kata Wildan saat ditemui di Tanah Abang, Selasa.
Selain itu, Wildan juga menilai tarif parkir di tempat parkir liar lebih murah karena hanya dikenakan satu kali tarif parkir. Hal ini berbeda dengan parkir resmi yang menggunakan tarif per jam.
“Kalau di sini Rp 5.000, kalau di dalam pakainya tarif per jam. Sejam biasanya Rp 3.000, semakin lama semakin mahal,” tambah dia.
Pengujung lainnya bernama Slamet (50) juga mengeluhkan soal tempat parkir resmi. Pria paruh baya itu membandingkan tenaga yang harus dia keluarkan untuk memarkirkan kendaraannya di lantai 11.
Dia justru memilih membayar lebih agar bisa dengan mudah mengakses toko tempatnya belanja.
“Kalau di sini (parkir liar) jadi langsung masuk, langsung belanja. Walaupun lebih mahal, saya lebih nyaman di sini, daripada capek ke atas,” kata Slamet.
Terkait keamanan sendiri, Slamet tidak lagi ragu terhadap juru parkir liar yang menjaga motornya. Pasalnya, dia menjadi salah satu pelanggan parkir di sana dan tidak pernah merasakan kehilangan.
“Aman, udah percaya saya, udah biasa. Udah tahu semuanya,” tambah dia.
Meski begitu, tidak semua pengunjung Pasar Tanah Abang Blok A memilih tempat parkir liar sebagai opsi utama mereka.
Abdul (40) lebih memilih parkir resmi setiap kali dia datang ke Pasar Tanah Abang. Alasannya sederhana, dia ingin jaminan bagi motornya.
“Saya sih pribadi orang yang pengin lebih kenyamanan ya kalau saya pribadi. Kenyamanan, keamanan, itu yang lebih saya utamakan. Daripada kita sembarangan, khawatir diderek, lebih panjang urusannya,” kata Abdul, Selasa.
Oleh karena itu, Abdul setuju dengan adanya penataan tempat parkir liar di Tanah Abang.
Selain alasan-alasan personalnya, dia juga beranggapan bahwa parkir liar di Tanah Abang berkontribusi terhadap kemacetan di kawasan itu.
“Iya untuk penataan yang lebih baik. Kalau parkir liar kan sebenarnya memang bukan pada tempatnya, juga mengganggu lalu lintas. Ya mendingan di sini aja parkir yang resmi, lebih nyaman lah tentunya,” kata dia.
Senada, John juga setuju jika ada penataan parkir liar di area Tanah Abang. 
Namun, ia mengusulkan agar tempat parkir resmi dipindahkan ke lantai yang lebih rendah lantaran lantai 11 terlalu jauh untuk kendaraan motor.
“Bagus juga sih biar di bawah enggak macet. Cuma paling jangan terlalu tinggi, turunin dikit aja. Terlalu tinggi untuk motor sampai ke lantai 11, kalau mobil sih enak ya,” kata dia.
Menurutnya, pemindahan lahan parkir resmi ke lantai yang lebih rendah akan memudahkan pengunjung dalam mengakses parkir.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.