TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA – Kasus pembobolan kotak amal di Masjid Al Fatah Desa Gumelem Kulon Kecamatan Susukan, Banjarnegara beberapa tahun lalu sempat menghebohkan.
Aksi pencurian terjadi malam atau dini hari saat warga sudah terlelap. Warga tak melihat ada gelagat mencurigakan sebelum kejadian. Pun saat kejadian, tidak ada warga yang menyaksikan.
Kotak amal dibobol menggunakan alat manual. Uang infak jemaah yang sedianya untuk kepentingan umat hilang.
Ketua 3 Takmir Masjid Al Fatah Desa Gumelem Kulon, Amin Yusuf mengatakan, peristiwa pencurian tersebut bukan yang pertama. Kejahatan itu berulang.
Di lain waktu, kotak amal masjid kembali dibobol maling dengan modus sama. Uang tunai di dalam kotak sirna.
Kejadian itu membuat pengurus atau takmir Masjid Al Fatah meningkatkan kewaspadaan.
“Ada jariyah kemudian dipasang CCTV untuk antisipasi kejadian terulang,”kata warga RT 001 RW 001 Desa Gumelem Kulon tersebut, Jumat (25/4/2024)
Hanya saja, kamera pengintai memiliki kelemahan. Closed Circuit Television (CCTV) hanya merekam kejadian atau yang terjangkau kamera.
Belum tentu maling bisa ditangkap kemudian, meski rekamannya bisa terbaca setelah kejadian. Sang maling tentunya lebih cerdik dan sudah mengantisipasi situasi yang jadi ancaman.
“Pencuri tahu kalau ada CCTV, dia bisa menyiasati atau wjahnya ditutup,”katanya
Karena itu, pihaknya tidak hanya mengandalkan CCTV, tapi juga melakukan berbagai upaya untuk mengamankan dana infak masjid.
Tumpukan uang tunai di dalam kotak amal tentu rawan memancing tindak kejahatan.
Karenanya, selain memasang kotak amal untuk infak tunai, pihaknya juga menyediakan layanan pembayaran infak nontunai.
Iya, takmir Masjid Al Fatah melakukan terobosan dengan menyediakan layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk infak masjid.
Lewat transaksi digital tersebut, uang infak dari umat akan langsung masuk ke rekening Masjid Al Fatah sehingga tidak rawan kemalingan.
“Kotak amal nantinya juga akan dipasang QRIS,”katanya
Bangun Masjid Pakai Infak Via QRIS
Masjid Al Fatah di Desa Gumelem Kulon tampak megah dan elok dengan view sawah dan pegunungan Serayu Selatan.
Pagar putih dengan ornamen mewah yang mengelilingi masjid menambah sentuhan keindahan.
Pagar cantik itu selesai dibangun baru-baru ini dari dana umat. Panitia menggalang donasi kepada warga atau jemaah untuk membiayai renovasi masjid, termasuk membangun pagar.
Menariknya, tidak hanya dengan uang tunai, pantia juga menerima infak secara nontunai menggunakan QRIS.
“Banyak yang infak menggunakan nontunai, pakai QRIS,”kata Yusuf
Penggunaan QRIS di Masjid AL Fatah bermula ketika pihak takmir menjumpai teknologi sama sudah diterapkan lebih dulu di sebuah masjid di kota Banjarnegara.
Rafardhan Irfan Alaric, Panitia Pembangunan Masjid Al Fatah melihat cara modern itu memudahkan masyarakat untuk berinfak di masjid.
Ia kemudian berpikir bagaimana pembayaran infak digital itu bisa juga diterapkan di masjidnya.
Meski Masjid Al Fatah sendiri berada di pelosok desa yang jauh dari kota.
Sekarang ini, masyarakat desa banyak yang sudah melek teknologi, dan terpasang aplikasi perbankan di handphonenya.
“Saya hubungi petugas BRI waktu itu untuk menanyakan persyaratannya,”katanya
Oleh petugas bank, pihaknya dibantu mendaftar agar QRIS bisa segera dipasang di masjidnya. Ia diarahkan untuk melengkapi berbagai persyaratan, di antaranya melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengurus, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), hingga legalitas lembaga.
Setelah semua persyaratan lengkap, tak butuh waktu lama, QRIS untuk Masjid Al Fatah pun jadi.
Pihaknya membagikan QR code Masjid Al Fatah melalui platform media sosial yang bisa diakses umat.
Penggunaan kode batang untuk infak Masjid Al Fatah mendapat sambutan positif dari jemaah atau umat.
“Sambutannya bagus. Terutama yang muda-muda, mereka infak pakai QRIS,”katanya
Kotak Amal Berganti Banner QRIS
Memasuki Masjid Al Fatah, tidak tampak ada kotak amal yang terpajang di pintu masuk, seperti umumnya masjid.
Justru, banner QRIS setinggi 2 meter terpampang di sisi pintu masuk Masjid Al Fatah.
Banner berukuran jumbo tersebut menampilkan kode batang dengan alamat rekening BRI atas nama Masjid Al Fatah Gumelem Banjarnegera.
Keberadaan banner yang mencolok itu membuat langkah seorang jemaah terhenti. Keluar usai melaksanakan salat, pandangannya teralih ke banner QRIS di sisi pintu.
Ia langsung mengeluarkan smartphone dari tasnya, lalu membuka aplikasi mobile banking.
Ia menyalakan kamera untuk memindai QRIS, lalu memasukkan nominal uang yang ingin ia donasikan ke masjid. Semudah itu, ia tak perlu mencari keberadaan kotak amal di masjid dan mengeluarkan uang tunai.
“Misal tidak punya uang pecah (cash) untuk infak, pakai QRIS bisa masukin nominal sesukanya,”katanya
Selain terpampang pada banner di pintu masuk, poster QRIS untuk infak juga tertempel di beberapa sudut masjid. Sehingga kode QR bisa terjangkau oleh jemaah yang masuk dari berbagai penjuru arah masjid.
Ia mengungkapkan, mereka yang berinfak menggunakan QRIS bukan hanya warga sekitar, namun juga jemaah dari luar (musafir) yang singgah untuk beribadah.
“Ada juga musafir kalau mampir, tahu ada QRIS lalu infak,”katanya
Mudahkan Laporan Keuangan Masjid
Penggunaan QRIS punya sejumlah kelebihan. Sebelum ada QRIS, sebagian donatur memang sudah menggunakan transaksi digital dengan cara transfer rekening Bank.
Hanya jika rekening donatur dengan nomor tujuan beda bank, pentransfer akan dikenai biaya admin.
Berbeda dengan QRIS, yang menurutnya, sejauh ini tidak ada biaya admin alias gratis. Wajar metode ini lebih disukai jemaah yang ingin memindahkan uang di rekeningnya untuk infak.
Di samping cara mengaplikasikannya lebih mudah dan praktis.
“Kan tidak perlu memasukkan nomor rekening seperti mau transfer. Tinggal scan QRIS lewat HP dan masukin angka,”katanya
Meskipun begitu, pihaknya tetap melayani pembayaran infak tunai. Bagaimanapun tidak semua jemaah melek teknologi atau terbiasa menggunakan transaksi digital. Sebagian umat masih memilih berinfak langsung dengan uang cash.
Penggunaan QRIS di Masjid Al Fatah diharapkan bisa memaksimalkan penerimaan infak. Sebab cara itu lebih memudahkan dan bisa menjangkau jemaah lebih luas.
Berbekal QRIS, mereka bisa berinfak dari manapun dan kapanpun.
“Ada jemaah yang mengirim laporannya kalau sudah infak pakai QRIS. Ada transaksi masuk, tapi tidak dikenal,”katanya
Untuk menunjang manajemen keuangan masjid yang lebih rapi, pihaknya menggunakan QLola Internet Banking BRI.
QLola adalah platform dari BRI untuk memudahkan nasabah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau korporasi untuk mengakses berbagai layanan perbankan.
Mirip dengan BRImo, hanya aplikasi ini memiliki fitur lebih lengkap sesuai kebutuhan korporasi. Irfan mencontohkan salah satu kemudahan dari aplikasi ini, yakni bisa mencatat transaksi secara otomatis dan rapi.
Menariknya, laporan transaksi juga bisa dicetak dengan berbagai jenis file, seperti PDF dan Excel.
Adanya catatan transaksi yang rinci dan rapi ini memudahkan takmir atau panitia pembangunan untuk melaporkannya ke jemaah sebagai bentuk transparansi.
“Kalau mau dicetak juga bisa, karena bisa dibikin format PDF, Excel,” katanya.
