Liputan6.com, Malang – Aksi Imam Muslimin, seorang dosen UIN Malang berguling-guling viral di media sosial. Tindakan itu dipicu konflik dengan tetangganya dan dia siap membawa masalah itu ke jalur hukum.
Imam mengatakan, peristiwa dia menjatuhkan diri dan berguling di depan rumahnya Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Merjosari, Kota Malang, terjadi pada 7 September 2025 siang. Melibatkan dia dengan Sahara tetangga samping rumahnya.
Bahkan saat malam pada hari yang sama, kata Imam, rumahnya digeruduk Sahara bersama pekerjanya. Sahara bersama dua sopirnya menungu di depan rumah. Seorang sopir turut membawa anak dan istrinya.
“Saya baru pulang dari masjid langsung dimaki-maki sampai diancam dibunuh,” kata Imam.
Dia menceritakan, pihak Sahara sampai masuk ke dalam rumah. Seorang di antara mereka mendorong Imam sampai jatuh ke lantai. Seorang di antara mereka bahkan melayangkan pukulan ke Imam. Sejumlah barang di rumah itu pun diacak-acak.
“Ada sopirnya sampai mematahkan kayu dengan kakinya digunakan mengancam saya,” tutur Imam.
Esok harinya, Imam dan istrinya melaporkan peristiwa itu ke Polsek Lowokwaru. Kepolisian meminta mereka membawa hasil visum sebagai lampiran dan bukti laporan. Karena laporan tak diproses, sebagai gantinya, digelar mediasi pada 9 September 2025 di polsek.
“Orang Polsek malah minta ini dihentikan dan menyebut saya orang sakit,” tuturnya.
Mediasi yang digelar kepolisian berakhir buntu sebab dihadiri Imam dan istrinya, serta Sahara dan Sofyan suaminya. Sedangkan beberapa orang lagi dari pihak Sahara yang terlibat penggerudukan tak hadir dalam mediasi.
“Mediasi buntu. Pak Sofyan tak terlibat dalam perkara (penggerudukan) malah hadir,” ucap Imam.
Sedangkan beberapa orang yang terlibat dalam dugaan tindak pidana penggerudukan ke rumahnya justru tak dihadirkan. Imam pun menolak mediasi itu karena mendatangkan semua pihak yang terlibat.
Dia telah menunjuk kuasa hukum untuk meyelesaikan masalah ini. Sejumlah barang bukti sudah disiapkan bila peristiwa ini sampai harus berlanjut ke proses hukum.
“Saya itu awam hukum, yang saya tahu adalah hukuman. Saya sudah menunjuk pengacara, saya serahkan ke pengacara,” ujarnya.
Imam mengaku sudah mengundurkan diri sebagai dosen pasca sarjana dan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang. Dia ingin fokus menyelesaikan masalah ini sampai tuntas.
Sementara itu Sahara tidak dapat dikonfirmasi atas peristiwa itu. Tak ada balasan saat Liputan6.com menghubungi lewat pesan WhatsApp. Sambungan lewat telepon pun tidak diangkat.
Pagar rumahnya sampai sekitar pukul 19.30 WIB tampak digembok. Saat pagar diketuk pun tak ada jawaban meski di teras terlihat ada motor terparkir.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5351452/original/091837200_1758061153-Screenshoot_tiktok_sahara_vibess.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)