Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dongeng Anak Sebelum Tidur, Biji Kesemek Milik Kepiting dan Seekor Monyet Licik di Pesisir Pantai

Dongeng Anak Sebelum Tidur, Biji Kesemek Milik Kepiting dan Seekor Monyet Licik di Pesisir Pantai

Dongeng Anak Sebelum Tidur, Biji Kesemek Milik Kepiting dan Seekor Monyet Licik di Pesisir Pantai

TRIBUNJATENG.COM – Suatu ketika, hiduplah seekor monyet yang nakal yang sedang berjalan-jalan di pesisir pantai mencari makan.

Tiba-tiba, ia menemukan biji buah kesemek terkubur di dalam pasir.

Tanpa pikir panjang, monyet pun segera mengambil dan membawa biji tersebut. 

“Hmm mungkin bibit ini akan berguna nanti,” gumam monyet penuh keyakinan. 

Tidak jauh dari sana ia melihat sahabatnya kepiting yang membawa sebuah onigiri yang lezat.

Monyet yang kelaparan segera menghampiri kepiting. 

“Halo kepiting! Kelihatannya kamu memiliki onigiri yang lezat. Tapi itu tidak seberapa, coba lihat apa yang aku punya.

Biji buah kesemek yang dapat tumbuh menjadi pohon kesemek yang besar.

Nantinya kamu tidak hanya dapat makan satu, tetapi puluhan buah kesemek sampai kamu mereka kenyang.

Lihat, lebih berharga dari biji milikmu itu bukan?”

Perkataan monyet membuat kepiting berpikir keras,  “Perkataan monyet ada benarnya juga, andai aku memiliki biji tersebut.”

Monyet melanjutkan bualannya, “Tapi tenang saja, sebagai seorang sahabat yang baik, aku bersedia menukar biji kesemsek hanya untuk onigiri milikmu yang tidak seberapa itu”.

Mendengarkan perkataan monyet, kepiting pun merasa bahagia, mereka menyetujui pertukaran itu.

Kini kepiting pulang dengan perasaan senang, sedangkan monyet merasa puas berhasil mendapatkan makanan dan berhasil menipu kepiting. 

Kepiting yang mendapatkan biji pohon kesemek langsung pulang ke rumahnya dengan perasaan yang gembira.

Ia segera menanam biji kesemek di kebun dan menyiramnya setiap hari. 

Tidak sampai disana, ia juga menyiram biji kesemek dan merawatnya dengana baik.

Kepiting selalu menari dan menyanyi mengitari biji kesemek setiap harinya. 

Tidak lama, biji kesemek mulai mengeluarkan tunas, lalu beberapa waktu setelahnya tumbuhlah pohon kesemek yang besar dan memiliki banyak batang.

Pohon tersebut juga mulai berbuah di musim semi membuat kepiting tidak sabar untuk segera mencicipi buah kesemek yang telah ia rawat dari kecil. 

Sayangnya kepiting terlalu kecil untuk mengambil buah kesemek. Ia sudah mencoba memanjat namun capitnya tidak memungkinkannya naik ke atas pohon.

Alhasil kepiting hanya dapat menatap buah kesemek dari bawah sambil merasa sedih. Hingga suatu ketika, kepiting melihat monyet lewat di depan rumahnya.

Melihat hal tersebut, kepiting pun segera memanggil monyet. “Monyet, maukah kamu membantuku mengambil beberapa buah kesemek yang sudah matang dan melemparkannya ke bawah.

Kamu boleh mengambil beberapa buah sebagai bayarannya,” ungkap kepiting. 

Monyet yang tertarik melihat buah kesemek segar pun segera menyetujui permintaan kepiting. 

“Jangan khawatir kepiting, aku siap membantumu mengambilkan buah kesemek yang segar. Percaya saja padaku!” ungkap monyet. 

Monyet yang bersedia memenuhi permintaan kepiting segera memanjat pohon kesemek dengan mudah.

Ia terkejut melihat biji yang dahulu ia temukan telah tumbuh menjadi sebuah pohon yang sangat besar dan subur. 

Monyet menjadi semakin bersemangat, setelah memetik dan mencicipi sendiri buah kesemek milik kepiting. 

“Aduh rasanya enak sekali, manis dan segar,” ungkap monyet sambil menyantap buah kesemek di atas pohon. 

Melihat monyet yang asik makan kesemek di atas pohon, kepiting pun berteriak, “Ayo monyet, lempar juga untukku!” 

Monyet segera melepar asal buah kesemek ke arah kepiting. Tapi buah yang ia lemparkan ternyata belum matang.

Kepiting kembali berteriak, “Monyet, ayo lempar buah yang sudah matang.

Monyet kembali melemparkan buah, kali ini buahnya semakin hijau dan belum matang. Kepiting pun sontak kembali protes kepada monyet, tetapi monyet malah marah.

Ia mengambil buah yang masih keras dan melemparkannya ke arah kepiting membuatnya terpental lalu terbalik. 

Setelah puas makan dan mengerjai kepiting, monyet pun segera pergi dari tempat itu. 

“Besok-besok kalau aku lapar aku akan kembali ke sini menikmati buah kesemek segar itu lagi ah,” ungkap monyet dalam hatinya.

Tidak lama monyet pergi, datanglah teman-teman kepiting berkunjung.

Mereka adalah tawon, kastanye, dan sebuah lesung kayu. Ketiga sahabat kepiting kaget menemukan kepiting yang terbalik dengan rumahnya yang terlihat berantakan. 

Lesung kayu segera membantu kepiting kembali berdiri. Sedangkan tawon dan kastanye membantu membersihkan rumah kepiting.

Setelah semuanya membaik, tawon bertanya, “Apa yang terjadi padamu?”

Kastanye pun segera nembahkan, “Siapa yang berani melakukan ini semua?”

Kepiting pun menceritakan kejadian selengkapnya, “Tadi monyet datang ke sini.

Awalnya aku hendak meminta bantuannya mengambil buah kesemek karena aku kesulitan memanjat pohon ini.

Tapi bisa kalian lihat apa yang terjadi.” “Oh jadi rupanya monyet pelakunya. Ayo kita balas perbuatannya,” ajak lesung kayu. 

Semua pun menyetujui rencana itu. Mereka berempat segera pergi ke rumah monyet.

Sementara itu monyet masih berjalan-jalan setelah kekenyangan memakan buah kesemek dari kepiting. 

Setelah menunggu untuk waktu yang lama, akhirnya kepiting dan teman-temannya mendengar suara langkah monyet mendekat masuk ke rumahnya.

Monyet bersuara sambil menguap, “Ah sudah malam, sekarang waktunya beristirahat.”

Sambil berjalan ia membuka pintu rumahnya tanpa menyadari sesuatu yang janggal.

Monyet segera beranjak masuk ke kamar tidurnya dan berniat untuk menutup matanya.

Sebelum sempat menutup mata, kastanye yang bersembunyi dekat perapian langsung terjun jatuh mengenai monyet.

“Aduh! Apa itu?” teriak monyet.

Ia pun melihat sebuah kastanye di lantai dan mencoba menghindar agar tidak menginjaknya, tetapi itu membuat monyet kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Melihat posisi monyet yang lemah, tawon segera menyerang dan menusuk monyet.

“Aduh, aduh sakit sekali. Apa yang kalian lakukan di sini,” tanya monyet kebingungan.

Monyet segera mencoba berdiri dan kabur keluar rumahnya.

Tapi di saat bersamaan lesung kayu jatuh menimpa tubuh monyet membuatnya tidak dapat bergerak.

Menyadari monyet sudah tidak dapat bergerak kepiting muncul ke hadapan monyet.

Melihat kepiting dan teman-temannya, monyet menyadari apa yang terjadi padanya.

Ia pun merasa sangat bersalah atas apa yang ia lakukan kepada kepiting sebelumnya.

“Kepiting maafkan aku, maafkan aku. Aku berjanji aku tidak akan pernah melukai dan mengganggu mahluk lain. Maafkan aku,” ucap monyet penuh rasa bersalah.

Dari hari itu monyet yang terkenal jail dan nakal berubah menjadi baik hati dan penyayang.

Monyet pun bersahabat baik dengan kepiting, tawon, lesung kayu, dan kastanye.

Mereka menjaga persahabatan mereka dan saling berbagi makanan yang mereka miliki.  

(*)

Merangkum Semua Peristiwa