Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pengamatan sistematis dan berkelanjutan (surveilans) terhadap hewan penular rabies (HPR) walau sudah dinyatakan bebas penyakit akibat infeksi Lyssavirus itu sejak tahun 2004.
“Tidak bisa dipungkiri di Jakarta masih banyak orang yang mengonsumsi daging anjing. Sementara anjing adalah hewan penular rabies paling banyak,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta, Hasudungan A. Sidabalok.
Jadi, kata dia, potensi-potensi (penukaran rabies) itu memang masih ada. “Makanya kami selalu melaksanakan surveilans,” katanya di Jakarta, Rabu.
Dia dalam “Podcast Rabu Belajar” bertema “Peringatan Hari Rabies Sedunia: Upaya Pemprov DKI Jakarta mempertahankan sebagai Wilayah Bebas Rabies” di Jakarta mengingatkan pentingnya memeriksa organ otak anjing yang dipotong di tempat pemotongan anjing wilayah Jakarta.
Langkah ini untuk memastikan hewan-hewan penular rabies mungkin yang berasal dari luar Jakarta, tidak terinfeksi penyakit rabies.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
