TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) membukukan lonjakan laba bersih 182,24 persen menjadi Rp13,35 miliar di tahun buku 2024, lebih tinggi dari capaian di tahun buku 2023 sebesar Rp4,73 miliar.
Merujuk data laporan keuangan SBMA yang disampaikan pada laman keterbukaan informasi BEI, perseroan berhasil melakukan penjualan hingga Rp131,67 miliar di tahun lalu, naik 16,14 persen dari 2023 yang hanya Rp113,36 miliar.
Pendapatan produk masih mendominasi di angka Rp126,96 miliar dan pendapatan jasa di Rp4,71 miliar.
Produk dengan penjualan tertinggi adalah Acetylene Rp36,49 miliar, oxygen Rp33,04 miliar, Argon Rp16,37 miliar, Nitrogen Rp16,30 miliar, Karbondioksida Rp7,02 miliar dan Gas Campuran Rp17,71 miliar.
Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti mengatakan, kinerja tumbuh berkat penguatan infrastruktur yang terealisasi selama 2024.
Menurutnya, perseroan berhasil merealisasikan berbagai rencana strategis yang telah disusun pada tahun sebelumnya sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas operasional dan pelayanan kepada pelanggan.
“Salah satu pencapaian utama adalah pembelian 3.500 cylinder baru kapasitas 6m3, ada pula 150 VGL baru kapasitas 175 liter dan 5 iso tank baru kapasitas 20m3.”
“Semua komponen ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan gas yang lebih stabil dan memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang,” ujar Rini, dalam keterangannya, Kamis (10/4/2024).
Dalam rangka memperkuat armada distribusi, perseroan telah menambah empat unit Lorry Tank yang akan digunakan dalam transportasi liquid gas dalam jumlah besar dengan lebih efisien dan aman.
Guna memperlancar proses distribusi dan meningkatkan jangkauan pengiriman, perseroan juga telah menambah sembilan unit truk baru.
Direktur Operasional SBMA, Julianto Setyaoadi menyatakan, pada tahun ini lebih optimis karena secara market baru perseroan semakin tumbuh seiring target pemerintah melakukan hilirisasi industri wilayah Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan pengembangan energi Hijau terkait PLTA di Wilayah Kaltara.
“Kepercayaan customer existing, pada sektor Mining (Batu Bara), Oil & Gas (Akan beroperasinya RDMP) dan Plantation yang berkembang di seluruh Wilayah Kalimantan. Teknologi aplikasi yang berkembang dengan pada penggunaan produk Plant Gas Industri dan Special Gas,” ujar Julianto.
Ia menyebut, pada kuartal I 2025 sejauh ini masih sesuai target dan market menyesuaikan dengan kondisi keagamaan.
Kemudian prospek kerjasama jangka panjang dengan sektor mining untuk menjamin utilisasi dan proyeksi kenaikan kapasitas produksi.