Ditinggal Kabur Suami Usai Melahirkan, Ibu di Tulungagung Alami Skizofrenia, Ikat Anak di Depan Ruko

Ditinggal Kabur Suami Usai Melahirkan, Ibu di Tulungagung Alami Skizofrenia, Ikat Anak di Depan Ruko

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mengevakuasi ibu dan anak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang ada di depan sebuah ruko di Jalan Teuku Umar, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (20/1/2025).

Keberadaan ibu dan anak perempuannya ini sebelumnya banyak dilaporkan oleh warga yang melintas.

Penyebabnya, tubuh si anak diikat oleh ibunya, kemudian ujung tali lainnya diikatkan pada pintu harmonika ruko tempatnya tidur.

Ibu dan anak ini dijemput menggunakan sebuah mobil ambulans.

Sub Koordinator Kesehatan Jiwa Dinkes Tulungagung, Heru Santoso, mengatakan, ibu itu berinisial Rs (54) dan anaknya, Au (14) asal Desa Picisan, Kecamatan Sendang, Tulungagung.

Petugas lebih dulu melepas ikatan di tubuh Au, lalu menuntunnya masuk ke ambulans.

Petugas juga memasukkan barang-barang bawaannya ke dalam ambulans, sementara Rs masuk belakangan.

“Keduanya sama-sama mengalami gangguan kejiwaan. Mereka juga sudah 3 kali dititipkan ke RSJ Lawang Malang,” jelas Heru.

Au mengalami retardasi mental serta autis, sementara ibunya mengalami skizofrenia.

Terakhir keduanya keluar dari RSJ Lawang Malang pada 28 November 2024, dan dipulangkan ke Desa Picisan.

Namun di awal Januari 2025, ibu dan anak ini sudah kabur dari rumahnya.

“Pihak desa juga sudah angkat tangan. Dia dibuatkan rumah, tapi malah melarikan diri dari rumahnya,” sambung Heru.

Heru mengaku terakhir memantau menanyakan keberadaan ibu dan anak ini pada Rabu (8/1/2025).

Saat itu pihaknya dikabari jika Rs dan anaknya sudah tidak ada di rumah, serta tidak diketahui lokasi pastinya.

Baru hari ini Dinkes menerima laporan keberadaan keduanya dan langsung dijemput.

“Rencananya akan dititipkan dulu di shelter milik Dinas Sosial. Jumat (24/1/2025) akan kami kirim ke RSJ Lawang lagi,” ujar Heru.

Sepulang dari RSJ Lawang, kondisi Rs sebenarnya membaik karena rutin minum obat.

Selain itu ada pendamping minum obat dari tenaga kesehatan yang ditunjuk.

Dia juga sempat minta bantuan gerobak untuk mencari barang bekas sambil membawa anaknya.

Namun Rs mempunyai paranoid tinggi, sehingga kembali kabur dari rumahnya.

Dia lepas dari pengawasan pendamping minum obat sehingga terputus minum obat.

“Kami sudah komunikasikan keinginannya ke Dinas Sosial, tapi memang belum bisa dibantu,” ungkap Heru.

Heru menjelaskan, selama ini Au memang sering jalan sendiri lepas dari pengawasan Rs.

Karena itu, Rs mengikat tubuh anaknya itu supaya tidak lepas dari pengawasan.

Rs mengalami gangguan jiwa setelah ditinggal kabur suaminya, selepas melahirkan Au.

Sebelumnya, Dinkes mendata sekitar 2.327 ODGJ di seluruh wilayah Kabupaten Tulungagung.

Dari jumlah itu, sudah ada sekitar 200 orang dengan kategori berat yang dibawa berobat di RSJ Lawang.