Dikira Tidur, Penjual Kopi Ditemukan Meninggal di Kios Pasar Loak Kepanjen Malang

Dikira Tidur, Penjual Kopi Ditemukan Meninggal di Kios Pasar Loak Kepanjen Malang

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu’lu’ul Isnainiyah

TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Sutadi, lansia berusia 64 tahun ditemukan meninggal dunia di kios warung kopi miliknya di Pasar Loak, Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (12/1/2025).

Kapolsek Kepanjen, AKP Subijanto mengatakan peristiwa tersebut diketahui sekira pukul 06.00 WIB. Namun, baru dilaporkan ke Polsek Kepanjen sekira pukul 13.00 WIB.

“Benar, kami menerima laporan ada orang meninggal dunia di bedak Pasar Loak Kepanjen tadi pagi,” kata Subijanto ketika dikonfirmasi.

Ia menjelaskan, kejadian ini bermula dari saksi sekaligus kakak korban bernama Soetaib (68) datang ke bedak pasar untuk memberi makan Sutadi, kemarin Sabtu (11/1/2025) sekira pukul 19.00 WIB.

Namun, korban tidak nafsu makan. Makanan yang diantar Soetain pun utuh. Kemudian, Soetaib pulang ke rumah.

Selanjutnya, pada Minggu (12/1/2025) pagi, Sortaib kembali datang untuk memberikan makanan ke korban. Saat itu, ia melihat korban sedang tidur, lalu dibangun.

“Saat mencoba membangunkan korban, namun korban tak kunjung bangun. Saat dicek korban sudah meninggal dunia,” tuturnya.

Kemudian, Soetaib mencari pertolongan dan memberitahu warga yang ada di sekitar lokasi. Korban pun dibawa ke rumah untuk dimakamkan. Setelah itu kejadian ini dilaporkan ke Polsek Kepanjen.

Setelah mendapatkan laporan, pihak kepolisian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan dari Soetaib, kakak korban.

Berdasarkan keterangan saski, korban meninggal dalam posisi tidur miring di atas tempat tidur yang berada di dalam bedak.

“Kakak korban mengatakan, 3 hari sebelumnya korban dirawat inap di RSUD Kanjuruhan karena memiliki riwayat penyakit jantung,” jelasnya.

Hal ini dibuktikan dengan rekam medis milik korban yang memiliki riwayat sakit jantung.

Atas kejadian ini, keluarga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap korban. Serta, keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah