Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dijagokan Indonesia di Ajang Oscar, Film ‘Women from Rote Island’ Angkat Isu Kekerasan Perempuan

Dijagokan Indonesia di Ajang Oscar,  Film ‘Women from Rote Island’ Angkat Isu Kekerasan Perempuan

Jakarta, Beritasatu.com – Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia mengadakan acara nonton bareng (nobar) film layar lebar berjudul Women from Rote Island, pada Selasa (3/12/2024) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Agenda nobar ini dijadwalkan berlangsung di tiga bioskop di Jakarta, mulai tanggal 3 hingga 5 Desember 2024.

Film karya Jeremias Nyangoen ini telah meraih penghargaan internasional dan menjadi nominasi di ajang Piala Oscar ke-97. Film Women from Rote Island mengangkat isu kekerasan seksual terhadap perempuan dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus mendukung karya anak bangsa di kancah perfilman dunia.

Dalam sesi diskusi setelah pemutaran film, Jeremias mengungkapkan motivasinya untuk membuat film Women from Rote Island ini. “Film ini adalah upaya kami bersuara tentang persoalan serius kekerasan seksual terhadap perempuan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara seperti Myanmar, India, Afrika Selatan, hingga Australia. Ini tanggung jawab bersama, keluarga, lingkungan, hingga pemerintah. Sebagai seorang anak dari seorang ibu, saya merasa ini adalah panggilan saya,” kata Jeremias.

Sementara itu, Linda Adoe, pemeran karakter utama Orpa di film Women from Rote Island, menyampaikan bahwa kekerasan seksual tidak hanya menimpa perempuan dewasa tetapi juga anak-anak.

“Kekerasan seksual bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang-orang terdekat kita. Film ini mengajarkan kita untuk lebih peduli terhadap keluarga, terutama anak-anak, karena predator seksual ada di sekitar kita,” ujar Linda.

Melalui acara ini, Lembaga Sensor Film (LSF) mengajak masyarakat untuk lebih bijak memilih tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usia serta lebih peka terhadap isu kekerasan seksual.

“Nobar film Women from Rote Island ini juga menjadi cara untuk mendorong publik memahami pentingnya sensor film sebagai alat edukasi dan pelindung masyarakat,” ungkap ketua LSF.