Liputan6.com, Jakarta Kondisi Sekolah Dasar (SD) Swakarya di Dusun Parit Beton, Desa Pulau Borang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) sangat miris, seperti ‘Sekolah Laskar Pelangi’ di Belitung.
Sekolah yang menjadi pusat pendidikan warga sekitar, awalnya dibangun tahun 1987, tepatnya 38 tahun yang lalu secara swadaya oleh warga sekitar. Bangunan sekolah tersebut awalnya hanya terdiri dari dua kelas saja, dengan kondisi semi permanen.
Kondisi diperparah dengan lantai ruangan yang dibuat dari semen seadanya dan bangku kelas seadanya, dengan kondisi yang lama-lama aus termakan zaman.
Kepala Desa (Kades) Pulau Borang Banyuasin Aditia Waman menjadi saksi bagaimana kondisi sekolah tersebut, karena dirinya juga lulusan sekolah itu.
“Karena ada dua kelas saja, jadi jam belajar juga dibagi dua sesi, pagi dan siang secara bergantian. Ruang guru dan kelas murid juga akhirnya digabung,” katanya, Rabu (29/10/2025).
Karena jadi SD satu-satunya di Dusun Parit Beton Banyuasin, sekolah inilah yang menjadi harapan utama untuk pendidikan awal anak-anak di daerah tersebut. Apalagi dusun tersebut beradal di seberang perbatasan pesisir sungai antara Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin.
Sehingga akses menuju ke sekolah hanya bisa ditempuh menggunakan jalur sungai, dengan menaiki perahu getek maupun speedboat dengan jarak waktu 30 menit.
“Kalau untuk sekolah di luar tempat kami itu sekitar 45 menit, cukup jauh. Jadi banyak warga yang memilih sekolah di sini,” katanya.
Pada tahun 2009, kondisi bangunan sekolah sedikit berubah karena ada penambahan dua kelas untuk kelas 3 dan 4 SD. Namun untuk fasilitas belajar seperti bangku kayu, sebagian sudah lapuk dan tak layak pakai.
Wajah SD Swakarya Dusun Parit Beton Banyuasin kini tak sesuram dulu. Bantuan renovasi dari tim Bhayangkari Polda Sumsel pada 2025 secara bertahap, mengubah kondisi sekolah menjadi ruangan layak pakai.
Lantai semen yang berlubang di mana-mana, sudah terlihat rapi dengan dipasangkan keramik, udara sudah sejuk dengan fasilitas kipas angin di dinding kelas, hingga bangku dan meja belajar yang baru.
“Rasanya seperti mimpi sekolah kami bisa seperti ini, harapan sekolah bagus di dusun kami sudah lama dinantikan,” ungkapnya bahagia.
Wakil Bupati (Wabup) Banyuasin Netta Indian berjanji akan membangun satu sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di lokasi tersebut. Termasuk dengan membuka akses jalan alternatif yang sebelumnya hanya bisa dilintasi melalui jalur sungai.
“Kami akan kaji rencana pendirian SMP di sini, karena lokasi ini cukup jauh sehingga fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan,” ucapnya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi berujar, renovasi sekolah yang awalnya semi permanen dilakukan secara bertahap untuk mendukung pendidikan lebih baik di Desa Pulau Borang Banyuasin.
Selain membangun ruang kelas, mereka juga memberikan bantuan kursi dan meja guru ke SD Swakarya Banyuasin. Ia berharap para siswa dapat menempuh pendidikan baik dan menghasilkan calon pemimpin baru yang lebih unggul.
“Kami juga akan menyiapkan untuk menyalurkan MBG di sekolah ini. Karena jaraknya agak jauh, kami masih kaji apakah nantinya akan mendirikan dapur di sini, atau seperti apa. Kita lihat nanti,” ujarnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396656/original/073725700_1761758023-WhatsApp_Image_2025-10-29_at_16.53.02.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)