Liputan6.com, Jakarta Persoalan sampah kembali menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Seiring meningkatnya jumlah penduduk dan geliat pariwisata, produksi sampah terus bertambah setiap harinya. Kondisi tersebut membuat Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari, yang berada di Kalurahan Baleharjo, Wonosari, kini kian sesak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Hary Sukmono, mengungkapkan bahwa timbunan sampah di TPAS Wukirsari sudah mencapai ketinggian 7 meter. Kapasitas lahan yang ada pun hampir tak lagi mampu menampung volume sampah baru yang datang setiap hari, baik dari rumah tangga maupun dari kawasan wisata.
“Sudah hampir penuh, untuk sekarang ini timbunan sudah mencapai 7 meter,” ujar Hary saat ditemui, Selasa (19/8/2025).
Pemkab Gunungkidul mengusulkan agar TPAS Wukirsari tidak lagi sekadar berfungsi sebagai tempat pembuangan, melainkan ditingkatkan menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dengan teknologi modern.
“Kami usulkan ke pusat untuk pembangunan TPST agar bisa memaksimalkan penanganan permasalahan sampah. Bersyukur pemerintah pusat menyetujui,” jelas Hary.
Proyek pembangunan TPST ini diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp70 miliar. Saat ini, rancangan teknis (redesign) masih dalam proses di pemerintah pusat. Rencananya, perluasan lahan sekitar 4 hektare akan disiapkan guna menampung fasilitas baru tersebut.
“Usulan dari sini Rp70 miliar, dan saat ini masih proses redesign di pusat. Untuk kebutuhan dan realisasinya sendiri sepenuhnya ada di pusat,” imbuhnya.
Hary menjelaskan, TPST nantinya tidak hanya menampung sampah, tetapi juga mengolahnya dengan teknologi modern. Salah satunya adalah Refuse Derived Fuel (RDF), yakni teknologi yang mampu mengurangi kadar air dalam sampah, kemudian mencacahnya menjadi bahan bakar alternatif.
“Nanti kami gunakan RDF untuk pengurangan kadar air dari sampah, kemudian dicacah dan hasilnya akan diolah kembali. Kami sudah bekerja sama dengan perusahaan dari luar daerah untuk hal ini,” katanya.
Namun, menurut Hary, pembangunan TPST saja tidak cukup. Perlu adanya kesadaran bersama dari masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari rumah. DLH Gunungkidul pun terus mendorong terbentuknya bank sampah di tingkat padukuhan, serta mengedukasi warga agar memanfaatkan sampah organik menjadi kompos.
“Sebagian besar sampah yang masuk itu sampah umum. Nah, sekarang kita galakkan bank sampah di tingkat padukuhan untuk memilah sampah-sampah. Kemudian warga juga kita dorong agar sampah basah bisa dijadikan kompos dan lain sebagainya,” tandasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321111/original/053122600_1755663490-IMG_1731.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)