Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dharma Pongrekun Ralat Pernyataannya soal "Cabut" Lampu Merah: Enggak Semua… Megapolitan 31 Oktober 2024

Dharma Pongrekun Ralat Pernyataannya soal "Cabut" Lampu Merah: Enggak Semua…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Oktober 2024

Dharma Pongrekun Ralat Pernyataannya soal “Cabut” Lampu Merah: Enggak Semua…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun meralat pernyataan sebelumnya bahwa akan meniadakan lampu merah demi mengatasi kemacetan.
Di sela kegiatannya di daerah Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024), Dharma menegaskan, tak semua lampu merah akan ditiadakan.
“Enggak semua (lampu merah ditiadakan). Jalanan sepi ya tetap pakai lampu lalu lintas supaya jangan ada orang nekat ngebut,” kata Dharma. 
Sementara itu, jalanan yang padat oleh kendaraan bermotor barulah akan dibebaskan dari lampu lalu lintas agar semakin tidak ada penumpukan volume kendaraan.
“Jangan sampai ada penumpukan akibat lampu merah. Tetapi dibikin mengalir seperti air,” ujar Dharma.
“Jangan sampai ada yang menyilang, ini dia mau motong ke kanan, tapi harus tunggu lampu merah di sini,” lanjut dia.
Selain itu Dharma juga berencana memperbanyak lingkaran seperti Bundaran Hotel Indonesia sebagai pergantian persimpangan. Desain bernama roundabout ini dianggap akan memperlancar arus lalu lintas.
“Kami akan perbanyak namanya roundabout itu, kayak Bundaran HI, supaya kendaraan selalu mengalir walupun pelan. Sehingga orang menikmati mobilnya juga enak,” ungkap dia. 
Sebelumya diberitakan, Dharma Pongrekun menyampaikan lampu lalu lintas tidak efektif untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
“Jadi ternyata setelah kami pelajari, lampu merah, separator jalan, itu harus dicabut. Karena ternyata kadang-kadang di sininya (satu sisi) padat, di sininya (sisi lainnya) kosong,” ungkap Dharma Pongrekun di Jakarta Utara, Selasa (29/10/2024).
Selain itu, Dharma memiliki rencana membangun jalan layang (overpass) dan lintas bawah (underpass) dalam waktu tujuh hari untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan Jakarta. 
“Mengatasi kemacetan, tujuh hari di dalam membuat overpass dan underpass. Jadi supaya menghindari adanya lampu merah di persimpangan-persimpangan jalan,” kata Dharma.
Ia mengeklaim sudah ada teknologi yang dapat digunakan untuk merealisasikan ide membangun overpass dan underpass dalam waktu tujuh hari.
“Membangun itu hanya tujuh hari, teknologinya sudah ada lima teknologi yang bisa dilakukan, tinggal pilih yang mana,” ungkap dia.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.