Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Detik-detik Trump Bertengkar dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih, Zelensky Dicap ‘Kurang Ajar’ – Halaman all

Detik-detik Trump Bertengkar dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih, Zelensky Dicap ‘Kurang Ajar’ – Halaman all

 

TRIBUNNEWS.COM, AS – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat adu  mulut di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/2/2025) waktu AS.

Dalam pertemuan itu, Trump menuduh Zelensky “bertaruh dengan Perang Dunia III” dan “tidak tahu berterima kasih” kepada AS.

Sementara Wakil Presiden AS JD Vance yang hadir dalam pertemuan ikut nimbrung dan  menyebut Zelensky “kurang ajar”.

Detik-detik pertengkaran diawali ramah tamah

Dikutip dari BBC, sejumlah wartawan lainnya menyaksikan secara langsung kejadian itu di Ruang Oval, Gedung Putih.

Hari itu dimulai dengan rutinitas ramah-tamah seperti yang biasa dilakukan Gedung Putih saat menyambut tamu kehormatan asing yang berkunjung.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Presiden AS Donald Trump di pintu Sayap Barat dengan barisan kehormatan.

Kedua pemimpin lantas berjabat tangan dengan sopan.

Wartawan berada di Ruang Oval sebagai bagian dari kelompok media dari Ukraina, menyaksikan formalitas yang terlatih dengan baik serta pembicaraan sopan selama sekitar setengah jam.

Zelensky memberikan Trump sabuk juara petinju Ukraina, Oleksandr Usyk.

Trump lalu memuji pakaian Zelensky.

Sejauh ini, sangat diplomatis.

Namun beberapa menit kemudiah sungguh belum pernah terjadi sebelumnya.

Nada ramah berubah menjadi suara-suara meninggi, mata melotot, dan lontaran cercaan.

Semua itu terjadi di depan kamera TV dunia.

Presiden dan wakil presiden AS mencaci maki Zelensky, menuduhnya tidak tahu berterima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina.

Vance ikut nimbrung

Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.

“Diplomasi macam apa,” tanya Zelensky.

Vance kemudian berujar kepada bahwa Zelensky “kurang ajar” datang ke Ruang Oval dan menyampaikan pendapatnya di depan media Amerika.

JD Vance lalu menuntut agar Zelensky berterima kasih kepada Trump atas kepemimpinannya.

Para wartawan di ruangan itu menyaksikan rentetan kejadian itu dengan mulut ternganga.

“Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang,” kata Trump kepada Zelensky.

“Anda harus bersyukur. Anda tidak punya kartu.”

“Saya tidak bermain kartu,” jawab Zelensky. “Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang.”

“Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga,” jawab Trump. “Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara, negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya.”

JD Vance membalas “Apakah Anda pernah mengucapkan ‘terima kasih’ selama pertemuan ini? Tidak.”

Dubes Ukraina Sampai Bingung

Duta Besar Ukraina untuk AS menyaksikan rangkaian adegan itu sambil memegangi kepalanya sendiri.

Suasana telah berubah total—dan semuanya disaksikan semua wartawan di ruangan.

Wartawan-wartawan AS berkomentar bahwa mereka belum pernah melihat kejadian seperti ini.

“Situasi seperti ini tidak terbayangkan di Gedung Putih,” kata salah seorang wartawan kepada saya.

Saat semua wartawan keluar dari Ruang Oval, banyak yang terdiam dalam keadaan terkejut.

Wartawan tak percaya

Di ruang pers di Gedung Putih, rekaman video kejadian itu diputar ulang. 

Seluruh wartawan yang tidak berada di Ruang Oval menyaksikan dengan tatapan tak percaya.

Kebingungan pun terjadi.

Ada pertanyaan apakah konferensi pers Trump dan Zelensky jadi digelar dan apakah kepakatan yang sangat dinanti-nantikan antara AS dan Ukraina mengenai sumber daya mineral akan ditandatangani.

Beberapa menit kemudian, Trump menulis di Truth Social bahwa Zelensky dapat “kembali ketika dia siap untuk perdamaian”.

Konferensi pers dan upacara penandatanganan kesepakatan—yang sedianya akan berlangsung di Ruang Timur Gedung Putih—secara resmi dibatalkan.

Tak lama kemudian Zelensky melangkah keluar dari Gedung Putih dan masuk ke dalam kendaraan SUV yang sudah menunggu, sementara duta besarnya membuntutinya.

Dunia melihat secara langsung bagaimana negosiasi antara AS dan Ukraina berlangsung: negosiasi itu sulit, emosional, dan menegangkan.

Jelas bahwa ini adalah negosiasi yang sulit bagi kedua belah pihak.

Hadiah sabuk petinju Ukraina Oleksandr Usyk tentu saja tidak menyelamatkan situasi.

Setelah adu argumen di Gedung Putih ini, pertanyaannya sekarang adalah apa arti kejadian tersebut bagi perang di Ukraina dan bagaimana masa depan Zelensky.

Para pemimpin dunia langsung menanggapi pertengkaran Trump dengan Zelensky:

 PERDANA MENTERI KANADA JUSTIN TRUDEAU PADA X

“Rusia secara ilegal dan tidak beralasan menginvasi Ukraina. Selama tiga tahun terakhir, rakyat Ukraina telah berjuang dengan keberanian dan ketangguhan. Perjuangan mereka untuk demokrasi, kebebasan, dan kedaulatan adalah perjuangan yang penting bagi kita semua. Kanada akan terus mendukung Ukraina dan rakyat Ukraina dalam mencapai perdamaian yang adil dan abadi.”

KANSELIR JERMAN OLAF SCHOLZ

“Tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian daripada warga Ukraina! Itulah sebabnya kami bersama-sama mencari jalan menuju perdamaian yang langgeng dan adil. Ukraina dapat mengandalkan Jerman – dan Eropa.”

PRESIDEN PRANCIS EMMANUEL MACRON KEPADA WARTAWAN DI PORTUGAL:

“Rusia adalah agresor, dan Ukraina adalah orang-orang yang diserang. Saya pikir kita semua benar membantu Ukraina dan memberi sanksi kepada Rusia tiga tahun lalu, dan terus melakukannya. Kita, yaitu Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Jepang, dan banyak lainnya. Dan kita harus berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu dan menghormati mereka yang telah berjuang sejak awal. Karena mereka berjuang untuk martabat mereka, kemerdekaan mereka, anak-anak mereka, dan keamanan Eropa. Ini adalah hal-hal sederhana, tetapi baik untuk diingat pada saat-saat seperti ini, itu saja.

PERDANA MENTERI ITALIA GIORGIO MELONI

“Setiap perpecahan di Barat membuat kita semua lebih lemah dan menguntungkan mereka yang ingin melihat kemunduran peradaban kita. Bukan karena kekuatan atau pengaruhnya, tetapi karena prinsip-prinsip yang mendasarinya, terutama kebebasan. Perpecahan tidak akan menguntungkan siapa pun. Yang dibutuhkan adalah pertemuan puncak segera antara Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan sekutu untuk berbicara terus terang tentang bagaimana kita bermaksud menghadapi tantangan besar saat ini, dimulai dengan Ukraina, yang telah kita bela bersama dalam beberapa tahun terakhir, dan tantangan yang akan kita hadapi di masa mendatang. Ini adalah usulan yang ingin disampaikan Italia kepada mitranya dalam beberapa jam mendatang.”

JURU BICARA PERDANA MENTERI INGGRIS KEIR STARMER

“Ia tetap memberikan dukungannya yang teguh terhadap Ukraina dan memainkan perannya untuk menemukan jalan menuju perdamaian abadi, yang didasarkan pada kedaulatan dan keamanan bagi Ukraina.”

PERDANA MENTERI AUSTRALIA ANTHONY ALBANESE

“Kami akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan, karena ini adalah perjuangan negara demokrasi melawan rezim otoriter yang dipimpin oleh Vladimir Putin, yang jelas-jelas memiliki rencana imperialis, bukan hanya terhadap Ukraina, tetapi juga di seluruh wilayah tersebut.”

MENTERI LUAR NEGERI KANADA MELANIE JOLY PADA X

“Kanada tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan yang diperlukan guna memastikan keamanan, kedaulatan, dan ketahanan Ukraina.”

MENTERI LUAR NEGERI DENMARK LARS LOKKE RASMUSSEN DI FACEBOOK

“Ini pukulan telak bagi Ukraina. … Harus ada ruang untuk perbincangan yang hangat – bahkan antarteman. Namun, jika hal itu terjadi di depan kamera seperti itu, hanya ada satu pemenang. Dan dialah yang duduk di Kremlin.”

Sumber: BBC/Reuters

Merangkum Semua Peristiwa