Liputan6.com, Gunungkidul – Gelombang tinggi menerjang sejumlah pantai di pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul pada Selasa (5/8/2025) malam, mengakibatkan kerusakan puluhan kapal nelayan, warung makan, hingga kendaraan bermotor yang terparkir di bibir pantai.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Di Pantai Ngandong, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, suasana malam awalnya tenang. Para nelayan dan warga pantai yang sejak sore beraktivitas mulai bersiap pulang. Namun, di tengah persiapan tersebut, ombak di kejauhan tampak meninggi dan bergulung cepat menuju daratan.
Rujiman (52), warga setempat sekaligus pemilik warung makan di pantai itu, menceritakan detik-detik kejadian gelombang tinggi meluluhlantakan pesisir selatan Gunungkidul.
“Kami sebenarnya sudah mendapat imbauan dari tim SAR untuk waspada gelombang tinggi. Jadi, sebagian nelayan mulai mengevakuasi perahu ke tempat yang lebih aman. Tapi saat proses evakuasi, ombak sudah terlanjur sampai dan menghantam. Satu perahu bahkan langsung pecah, tidak bisa diselamatkan,” ujarnya.
Tak hanya kapal, warung makan milik Rujiman yang biasa ramai dikunjungi wisatawan juga terkena dampak. Meja kursi berantakan, peralatan dapur terendam air asin, dan sebagian barang dagangan hanyut terbawa arus.
“Airnya masuk deras sekali. Tidak ada waktu untuk menyelamatkan barang-barang. Kursi dan meja semua roboh, alat masak penuh pasir,” imbuhnya.
Kondisi serupa terjadi di Pantai Siung, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Ngandong. Sulis, pemilik warung di sana, mengatakan malam itu awalnya seperti biasa. Beberapa warga dan pemilik warung memilih bermalam di pantai sambil menjaga barang dagangan. Namun, suasana berubah saat gelombang tinggi datang tiba-tiba.
“Kami sedang ngobrol di area parkir. Tiba-tiba air laut sudah sampai kaki, padahal jaraknya lumayan dari bibir pantai. Motor-motor yang terparkir langsung terendam, bahkan ada yang jatuh dan rusak parah,” kata Sulis.
Bu Anis, pedagang lainnya, mengaku kaget karena selama beberapa hari sebelumnya kondisi laut terlihat normal. Namun, malam itu ombak menerjang hingga merendam warung-warung.
“Kami sudah biasa menghadapi musim gelombang, tapi ini rasanya lebih besar dari biasanya,” ungkapnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306671/original/063713400_1754446738-1001127715.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)