Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menanggapi kritik dari anggota DPR Komisi VII Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Arizal Tom Liwafa, mengenai kolaborasi desain pesawat Garuda Indonesia yang menampilkan gambar Pikachu mengenakan baju batik. Irene menegaskan dalam negara demokratis, setiap orang bebas untuk berpendapat.
“Kalau saya, Indonesia itu open kan, jadi komentar apa pun juga, ini public space. Kita demokratis, jadi semua orang bisa berekspresi. Kalau buat saya sendiri, kita hanya melihat ekonomi kreatif itu apa sih,” ujar Irene kepada Beritasatu.com seusai konferensi pers peluncuran kolaborasi One Piece x Tahilalats di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (19/12/2024).
Irene juga menjelaskan arah kebijakan Kementerian Ekonomi Kreatif berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto yaitu mendukung konsep open economy untuk mencapai target yang lebih besar. Hal itu termasuk memperluas kerja sama internasional.
“Kalau kita sesuai dengan arahan Presiden Prabowo, kita akan open economy sejauh kita bisa mempertahankan (kearifan lokal). Kita bersama-sama bukan hanya di puncak, tapi juga di awal-awalnya. Harapan kita seperti itu,” jelas Irene.
Irene menekankan pentingnya mendampingi kreator Indonesia untuk mewujudkan potensi mereka. Ia juga menyoroti bahwa kerja sama dan kolaborasi menjadi kunci dalam mendukung ekonomi kreatif menuju Indonesia Emas 2045.
“Dari kementerian kita, sudah dikatakan juga oleh Pak Prabowo, bahwa ini tidak ada ego sektoral, tidak ada ego kementerian, dan kita harus berkolaborasi untuk menuju Indonesia Emas,” tutup Irene.
Sebelumnya, kritik terhadap desain Pikachu di pesawat Garuda Indonesia disampaikan oleh Arizal Tom Liwafa melalui sebuah video yang diunggah di akun TikTok resmi Partai Amanat Nasional pada Kamis (24/10/2024).
“Kemarin sempat diskusi sama pimpinan. Jadi yang memprihatinkan adalah bagaimana kemudian maskapai penerbangan yang kita banggakan, yaitu Garuda malah kolaborasi sama Pokemon. Ini kan perlu diperhatikan betul,” ungkap Tomli.
Tomli juga menyebutkan bahwa kolaborasi ini lebih menguntungkan Pokemon, yang disebutnya sebagai produk UMKM Jepang, sementara potensi pariwisata lokal Indonesia justru terabaikan.
“Ini produk luar, UMKM Jepang. Artinya apa? Kami ini kan banyak sekali daerah wisata; ada Labuan Bajo, Bali, Candi Prambanan, Candi Borobudur. Kok bisa Pokemon gitu loh yang ditempel di sana? Pokemon berbatik pula. Ini kan miris menurut saya,” tegasnya mengkritik desain pesawat Garuda.