Jakarta, CNN Indonesia —
Pamor hacker Bjorka melejit dalam satu bulan terakhir setelah mengunggah data registrasi SIM Card hingga surat untuk Presiden. Namanya dielu-elukan warganet karena dianggap membuktikan lemahnya sistem perlindungan data di Indonesia.
Pada akun Twitternya, Bjorka pun mengklaim hanya ingin membuktikan hal tersebut kepada khalayak. Menurutnya, lembaga pemerintah akan tetap bobrok selama dipimpin oleh orang yang bukan ahlinya.
“this is a new era to demonstrate differently. nothing would change if fools were still given enormous power. the supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a politician and not someone from the armed forces. because they are just stupid people,” kicau Bjorka.
(ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. karena mereka hanyalah orang-orang bodoh, red).
Dirinyacuma “ingin menunjukkan betapa mudahnya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah.”
Menanggapi aksi Bjorka, pemerintah pun memberikan respon beragam. Soal kebocoran data SIM Card misalnya, Menkominfo, Johnny G. Plate mengaku itu bukan tanggungjawab kementeriannya.
“Terhadap semua serangan siber leadingsector dan domain penting, tugas pokok, dan fungsi, bukan di Kominfo,” kata Plate, Rabu (7/9).
“Terhadap semua serangan siber atas ruang digital kita menjadi domain teknis Badan Siber danSandi Negara. Semua pertanyaantadi terkait serangan siber, kami tak bisa menjawab atas nama BSSN,” ujarnya menambahkan.
Menjawab tanggapan Plate, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menegaskan keamanan siber menjadi tanggung jawab bersama.
“Keamanan siber pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan baik Penyelenggara Negara, Pelaku Usaha, Akademisi, maupun Komunitas/Masyarakat,” ujar Juru Bicara BSSN, Ariandi Putra kepada CNNIndonesia.com dalam rilis resminya.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerepan malah meminta para hacker jangan menyerang.
“Kalau bisa jangan nyeranglah, orang itu perbuatanillegal accesskok. Setiap serangan itu yang dirugikan rakyatnya,” kata Semuel di kantornya, Jakarta, Senin (5/9).
Beragam tanggapan tersebut dibalas enteng oleh Bjorka. Hacker yang mengaku berbasis di Warsawa, Polandia ini menilai pemerintah kebingungan menanggapi aksinya.
Tidak tanggung-tanggung, Bjorka meminta pemerintah Indonesia berhenti menjadi idiot. “My Message to Indonesian Goverment: Stop being an idiot (pesan saya untuk pemerintah Indonesia: berhentilah jadi orang bodoh, red),” dikutip dari utas di BreachForums, Selasa (6/9).
Bjorka juga menganggap pemerintah Indonesia kebingungan meresponnya. “do u know that u and all ur people no one can do this? because it’s been 21 days since my first leak. and all of u are still confused about where to start (Sadar enggak sih tak seorang pun dari Anda dan semua orang-orang Anda bisa melakukannya? 21 hari sejak pembocoran data pertamaku, Anda semua masih bingung dari mana memulainya, red),” kicau dia di akun Twitter-nya, @bjorkanisme, Sabtu (10/9) malam.
Sementara itu, Badan Intelijen Negara (BIN) menganggap surat-surat Presiden yang diklaim Bjorka palsu. Deputi VII sekaligus juru bicara BIN, Wawan Purwanto mengatakan, surat-surat Presiden sudah terenkripsi.
“Setelah saya cek dan kita verifikasi, ternyata tidak [bocor]. Seluruh surat BIN itu di-enkripsi, disandi,” kata Wawan dalam wawancara bersama CNN Indonesia TV yang disiarkan pada Minggu (11/9).
“Jadi semua surat-surat apalagi itu ke Presiden, itu di-kripto, yang bisa tahu itu ya yang tahu kriptonya. Kalau tidak ya ndak bakalan tahu,” ujarnya lagi.
Akun twitter Bjorka di @bjorkanism saat ini sudah ditangguhkan. Namun Bjorka lewat grup telegramnya menegaskan belum akan berhenti beraksi.
Ia malah menargetkan Pertamina sebagai sasaran selanjutnya. “Saya masih belum punya akun twitter saat ini, masih bersiap untuk membocorkan pertamina,” tulisnya.
(lth/lth)