Jakarta, Beritasatu.com – Di era digital, layanan paylater kian diminati sebagai solusi pembayaran yang memungkinkan konsumen berbelanja tanpa harus membayar langsung. Namun, apa dampaknya jika tidak melunasi paylater?
Sejatinya, sistem paylater memberikan fleksibilitas dengan opsi “beli sekarang, bayar nanti” sehingga menarik banyak pengguna karena kemudahannya.
Paylater sering dianggap sebagai solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau keinginan konsumtif. Meskipun menawarkan kenyamanan, pengguna perlu memahami risiko yang menyertainya.
Jika pembayaran terlambat atau tidak dikelola dengan baik, paylater dapat menjadi sumber masalah keuangan yang serius. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami konsekuensi dari penggunaan layanan ini agar terhindar dari kesulitan finansial.
Berikut ini berbagai risiko yang mungkin dihadapi jika tagihan paylater tidak dilunasi tepat waktu, dikutip dari berbagai sumber, Rabu (11/12/2024).
1. Denda keterlambatan
Pengguna yang terlambat membayar tagihan paylater akan dikenakan denda yang bervariasi sesuai dengan kebijakan penyedia layanan. Biasanya penyedia layanan akan mengenakan denda sebesar 5% dari total tagihan per bulan hingga denda harian sebesar 0,1% dari nilai tagihan. Denda ini dapat terus bertambah seiring waktu, sehingga meningkatkan beban finansial pengguna.
2. Pembekuan akun
Apabila pembayaran tidak dilakukan dalam batas waktu tertentu, penyedia layanan paylater dapat membekukan akun pengguna. Akun yang dibekukan tidak dapat digunakan untuk transaksi baru hingga seluruh utang dilunasi. Kondisi ini dapat mengganggu kenyamanan pengguna yang sebelumnya mengandalkan layanan tersebut.
3. Penurunan skor kredit
Keterlambatan pembayaran paylater akan tercatat dalam sistem informasi kredit, seperti SLIK OJK di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan penurunan skor kredit pengguna, yang berimbas pada kesulitan mendapatkan pinjaman di masa depan, baik dari bank maupun lembaga keuangan lainnya.
Skor kredit yang buruk juga dapat menghambat akses terhadap pembiayaan untuk kebutuhan penting, seperti pembelian rumah atau kendaraan.
4. Proses penagihan
Penyedia layanan memiliki hak untuk menagih langsung kepada pengguna yang menunggak pembayaran. Proses ini biasanya dilakukan melalui panggilan telepon atau metode komunikasi lainnya. Penagihan yang terus-menerus dapat menambah tekanan psikologis bagi pengguna yang sedang menghadapi kesulitan keuangan.
5. Risiko keamanan data
Penggunaan aplikasi paylater juga membawa risiko terkait keamanan data pribadi. Walaupun banyak platform mengklaim memiliki sistem keamanan yang andal, kemungkinan data pengguna diretas atau disalahgunakan tetap ada. Hal ini dapat menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan.
Dengan memahami dampak tidak melunasi paylater, pengguna diharapkan dapat lebih bijaksana dalam memanfaatkan layanan tersebut dan menghindari masalah keuangan di masa depan.