Jakarta, CNN Indonesia —
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Putra Mahendra tak silau soal elektabilitas Anies Baswedan yang unggul dalam jajak pendapat yang dirilis Litbang Kompas terkait Pilkada Jakarta 2024, Selasa (16/7).
Anies duduk di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 29,8 persen disusul Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan 20,0 persen.
Menurut Herzaky, pada Pilgub Jakarta 2017, Ahok juga pernah unggul dalam survei kala itu. Menurut dia, survei saat ini memang menjadi salah satu alat untuk mengetahui dinamika, namun tetap saja tak bisa merekam seluruhnya.
“Seingat saya dulu 2017 Ahok juga peringkat pertama, kalau bicara mengenai elektabilitas,” ucap Herzaky di kantor pusat partainya, Selasa (16/7).
Dia menilai masih ada waktu untuk terjun ke lapangan dan masyarakat menyerap aspirasi langsung dari masyarakat. Demokrat, kata Herzaky, belum mengambil keputusan sosok yang akan diusung pada Pilgub Jakarta 2024.
Namun, pihaknya ingin satu paket cagub dan cawagub yang saling mendukung. Bukan saling meniadakan.
“Tapi kita juga bicara mengenai pasangannya, cawagub. Bagaimana pendukung cagub dan pendukung cawagub benar ternyata saling mendukung, bukan malah saling meniadakan, itu satu hal,” kata dia.
Soal survei, Herzaky juga mencontoh ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY yang sempat unggul jelang Pilgub Jakarta. Elektabilitas AHY kata dia bahkan sempat mengalahkan Ahok selaku petahana.
Namun, di luar itu, dia menilai kerja politik lebih dibutuhkan. Pada Pilpres 2024, Prabowo Subianto sempat tidak diunggulkan. Namun, setelah mendapat pasangan yang pas namanya menjulang.
“Pak Prabowo sempat di awal-awal dinyatakan tidak kuat tetapi kenyataannya begitu ketemu chemistry yang pas, ketemu mesin politik yang juga sangat kuat gabungan dari KIM ini ternyata hasilnya juga luar biasa dan juga ini menjadi penting,” katanya.
Lirik Heru Budi ketimbang Anies
Partai Demokrat juga mempertimbangkan nama Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk maju di Pilgub DKI 2024 pada November mendatang.
Herzaky menyanjung Budi sebagai birokrat sejati. Pernah mengurus Jakarta, sebelum kemudian ditarik ke Istana, dan kini menjadi Pj gubernur.
“Beliau kan birokrat sejati. Dulu pernah di Jakarta juga. Berprestasi, ditarik ke Istana, hari ini jadi pj gub Jakarta. Ya membuat stabil,” kata Herzaky.
Herzaky mengaku tak mau memiliki gubernur di Jakarta yang hanya ingin maju sendiri. Dia tak mau mendorong gubernur yang hanya sibuk rapat di DPRD dan hanya mengirim wakilnya untuk menghadiri kegiatan seremonial.
“Enggak bisa kemudian gubernurnya sibuk rapat, katakanlah untuk urusan anggaran bersama DPRD. Tapi wakil gubernurnya hanya dikirim buat undangan, seremoni belaka,” katanya.
Herzaky mengatakan partainya memiliki hubungan yang baik dengan Pj Gubernur. Namun, yang prioritas bagi partainya adalah mencari gubernur yang satu paket dengan wakilnya.
Demokrat, lanjut dia, ingin mendorong calon gubernur yang serius membangun Jakarta, bukan menjadikannya hanya sebagai batu loncatan.
“Kan kalau menjadikan ini sebagai batu loncatan, yang dicari kebijakan populer. Bukan mana yang seharusnya dilakukan, sehingga membawa manfaat besar buat warga,” kata dia.
(thr/DAL)
[Gambas:Video CNN]