Situasi di sekitar Alun-alun Tugu dan Gedung DPRD Kota Malang berangsur kondusif sekitar 19.30 WIB. Meski begitu, aparat keamanan tetap berjaga di kawasan itu sampai sekitar pukul 20.00 WIB. Petugas kebersihan pun perlahan membersihkan sisa-sisa puing aksi.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono berada di lokasi. Dia menolak memberikan keterangan kepada awak media yang hendak meminta wawancara. “Jangan saya, ke anggota dewan saja,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menyayangkan adanya korban dalam aksi unjukrasa yang berakhir rusuh tersebut. Kerusakan barang atau gedung dewan dapat diganti, tapi tak sebanding dengan jatuhnya korban.
“Dilihat dari sisi manapun, tentu sangat disayangkan di unjuk rasa ini sampai ada korban,” ujar dia.
Dia mengaku mendapat informasi ada delapan anggota aparat keamanan terluka dan sejumlah massa aksi dirawat di rumah sakit. Belum dapat dipastikan berapa orang yang ditangkap oleh kepolisian. Amithya berjanji akan menengok seluruh korban pada Senin ini.
“Kalau mau demonstrasi silakan, kami siap dialog. Kami sama sekali tidak menerima permintaan dialog dari massa demonstran pada hari ini. Untuk mereka yang ditangkap, itu kewenangan aparat,” ucap dia.
Sementara itu, Aliansi Suara Rakyat (ASURO) dalam keterangan tertulisnya, sampai pukul 21.25 ada tiga demonstran ditangkap polisi, 7 orang terluka dan dibawa ke rumah sakit serta sekitar 8-10 orang hilang kontak. Belasan motor milik massa aksi diamankan di Polresta Malang Kota.