Liputan6.com, Jakarta Sejumlah mahasiswa dari Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan massa dari elemen masyarakat lainnya yang melakukan unjuk rasa di depan Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (30/06/2025). Unjuk rasa berlangsung ricuh.
“Satu anak kecil yang menyalakan petasan saat demo tadi ditangkap polisi di depan Polrestabes Surabaya,” ujar Rahmat, pedagang soto ayam asal Kapasan, yang biasa mangkal di sekitar Polrestabes Surabaya, Sabtu (30/8).
Rahmat menceritakan bahwa para mahasiswa yang awalnya berorasi, akhirnya menarik diri dari barisan dan mundur.
“Kericuhan diduga dilakukan massa bukan dari mahasiswa. Mereka melemparkan batu, kayu hingga petasan ke dalam Polrestabes Surabaya,” ucapnya.
Kericuhan pecah sesaat setelah pejabat Polrestabes Surabaya memberikan statement di depan barisan mahasiswa.
Sementara itu, salah satu koordinator unjuk rasa berteriak bahwa bila terjadi kericuhan, berarti ada penyusup. “Dan itu bukan barisan kami, dari mahasiswa,” ujarnya.
Sebelumnya mereka menyebut bahwa ada sekitar 40 sampai 50 orang belum dibebaskan dari Polrestabes Surabaya. “Bebaskan kawan kami. Bebaskan kawan kami,” ucap koordinator aksi disambut teriakan massa aksi.
Sembari berteriak agar kawan-kawannya dibebaskan, mahasiswa ITS juga melemparkan bunga-bunga yang mereka bawa ke pintu gerbang Polrestabes Surabaya.
“Kawan kita ada di dalam. Ditahan. Padahal dia bukan penjahat. Kita minta tolong kawan-kawan kami dibebaskan,” sambung korlap lainnya.
Menurutnya, polisi harusnya melindungi masyarakat. Bukan malah menahan rakyat. “Minta tolong bebaskan kawan kami,” tandasnya.
Sementara barisan polisi yang dari awal berjaga di dalam Polrestabes Surabaya akhirnya menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Hingga pukul 17.00 WIB, suasana masih belum kondusif. Sedangkan beberapa remaja yang diduga provokator diamankan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332986/original/073227100_1756555146-IMG_20250830_172321.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)