Demi Anak Bisa Sekolah, Orangtua di Palangka Raya Titip Asa pada Sekolah Rakyat
Tim Redaksi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
– Sekolah Rakyat Palangka Raya, Kalimantan Tengah, resmi dibuka pada Senin (22/9/2025) pagi, memberikan harapan baru bagi para orangtua yang kesulitan memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.
Sebanyak 75 siswa yang terdaftar di sekolah ini akan tinggal di asrama dan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada 29 September mendatang.
Wali murid Sekolah Rakyat mengekspresikan harapan besar agar program ini dapat menjamin pendidikan yang berkualitas tanpa biaya bagi anak-anak mereka. Ada asa
Noviana (34), orangtua salah satu siswa Sekolah Rakyat, mengungkapkan bahwa dia ingin anaknya bisa bersekolah secara gratis dan terjamin hingga melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dia ingin agar setidaknya sang anak dapat menuntaskan wajib belajar 12 tahun.
Jika harus bersekolah di Kelurahan Petuk Barunai yang jauh dari akses pendidikan SMP dan SMA lantaran berada jauh dari pusat kota, dia khawatir sang anak tidak dapat melanjutkan sekolah.
“Saya tidak ragu memasukkan anak ke Sekolah Rakyat karena sudah melihat di media sosial, kami yakin kalau anak kami masuk ke sini pendidikannya terjamin,” ujar Noviana.
Ibu dari Nazwa Veronicha, siswa kelas V ini menambahkan bahwa keputusan untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Rakyat bukan karena masalah biaya, tetapi lebih kepada jaminan keberlanjutan pendidikan.
Sebab, kondisi wilayah tempatnya tinggal berada jauh dari pusat kota dan jauh dari akses pendidikan ke jenjang SMP hingga SMA.
“Kalau untuk biaya enggak ada beban, tapi kondisi kami di sana jauh dari sekolah, kalau untuk jenjang SMP harus ke desa yang lain dan kondisi jalannya rusak, makanya saya masukkan anak saya ke Sekolah Rakyat,” ujar warga Kelurahan Petuk Barunai, Kecamatan Rakumpit ini.
Ibu dua anak ini mengaku khawatir jika tidak menyekolahkan anaknya ke Sekolah Rakyat, maka sang anak dikhawatirkan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Tak hanya itu, kebijakan yang mewajibkan siswa tinggal di asrama mengaku dapat meringankan biaya tinggal sang anak demi mengejar pendidikan hingga ke tingkat yang lebih tinggi.
“Kalau saya harus menyekolahkan dia ke jenjang SMP dan SMA dengan biaya sendiri, tentu enggak sanggup, apalagi kalau tempatnya jauh, dia harus tinggal di kos atau bagaimana,” tutur Noviana.
Norhalimah (35) juga berbagi kisah haru tentang anaknya, Rajab, yang sempat putus sekolah selama tiga tahun akibat masalah ekonomi.
“Rajab tiga tahun putus sekolah, kalau diteruskan sekarang seharusnya sudah kelas V. Kemarin putus sekolah karena masalah ekonomi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Rajab sebelumnya bersekolah di madrasah swasta yang memerlukan biaya rutin, namun keterbatasan keuangan membuatnya harus berhenti.
Kepala Dinas Sosial Kota Palangka Raya, Riduan, menjelaskan bahwa siswa-siswa yang terdaftar di Sekolah Rakyat berasal dari proses verifikasi yang ketat.
Mereka berusia antara 6 hingga 12 tahun dengan kriteria utama adalah anak-anak yang putus sekolah, tidak pernah sekolah, dan rentan putus sekolah.
“Siswa-siswi ini dari 30 kelurahan yang tersebar di seluruh wilayah Palangka Raya, menunjukkan kebutuhan akan sekolah gratis dan berkualitas untuk anak-anak rentan miskin ini luas,” tuturnya.
Dengan dibukanya Sekolah Rakyat, diharapkan anak-anak yang sebelumnya terpinggirkan dalam pendidikan dapat mendapatkan kesempatan untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Demi Anak Bisa Sekolah, Orangtua di Palangka Raya Titip Asa pada Sekolah Rakyat Regional 23 September 2025
/data/photo/2025/09/23/68d20bd1d05dd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)