Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dekan FK Unair Budi Santoso Surati Rektor Minta Penjelasan

Dekan FK Unair Budi Santoso Surati Rektor Minta Penjelasan

Surabaya, CNN Indonesia

Dekan Fakultas Kesehatan (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof dr Budi Santoso (BUS) yang dicopot dari jabatannya, menyerahkan surat keberatan soal pemecatannya ke Rektor Unair M Nasih, Senin (8/7).

Budi sebelumnya dicopot oleh Rektor M Nasih dari jabatannya sebagai dekan. Hal itu diduga karena ia menolak rencana kedatangan dokter asing ke Indonesia.

Surat itu diantar Budi ke pihak Rektorat di Kampus C Unair. Ia didampingi Tim Advokasi untuk Kebebasan Akademik (TATAK) yang terdiri dari YLBHI, LBH Surabaya, MHH PP Muhammadiyah, LBH AP PP Muhammadiyah, KIKA, CALS, Themis Indonesia, AIPKI, POGI dan SPK.

Usai mengantar surat itu ke Gedung Rektorat, Budi dan tim advokasinya langsung bertolak ke Kampus A Unair untuk menggelar konferensi pers.

Awak media sempat dihalangi sekuriti untuk masuk ke area Kampus A. Mereka menyebut hal itu merupakan perintah pimpinan. Budi bahkan harus keluar menuju pedestrian untuk memberikan keterangan.

“Kami datang ke Kampus C tadi, ke kantor rektor, dengan niatan baik kami. Kami ingin mengantarkan sebuah surat,” kata Budi.

Budi mengatakan, dalam surat itu ia mempertanyakan alasan dan prosedur apa yang digunakan rektor dalam pemecatannya. Sebab keputusan itu berlangsung begitu singkat dan cepat.

“Isinya klarifikasi dan mempertanyakan alasan dan prosedur apa yang diberlakukan kepada kami. Sehingga begitu singkatnya saya mendapatkan SK [pemecatan] tersebut,” ucapnya.

Dokter spesialis ahli obstetri dan ginekologi itu berharap melalui surat itu bisa memperoleh kejelasan. Ia juga ingin informasi di publik jadi jernih dan tak menimbulkan spekulasi.

“Jadi dengan harapan dan niat kami untuk mendapat kejelasan ini, kita harapkan bahwa hal-hal yang bersifat informasi yang ada di publik tidak menimbulkan spekulasi,” katanya.

Melalui surat itu pula, Budi ingin ia bisa menjalin dialog dengan rektor, untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

“Dengan surat ini kami berharap bahwa nanti akan timbul dialog yang baik antara kami dengan pimpinan universitas untuk menghasilkan solusi yang baik demi rumah besar kami, Unair,” harap Budi.

“Karena rumah besar ini harus kami rawat dengan hati yang lebar, pikiran yang lapang dan jiwa yang tenang, kami ingin Unair tetap maju dan berkembang,” pungkasnya.

Sementara itu, Pengacara publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya Jauhar Kurniawan yang mendampingi Budi mengatakan, pihaknya belum menentukan langkah hukum apa yang bakal mereka tempuh dalam kasus ini. Mereka masih menunggu respons Rektor M Nasih.

“Untuk langkah hukum belum terpikirkan, kami masih menunggu respons dari pihak rektorat dan membuka dialog, untuk mencari solusi penyelesaian dari permasalahan ini,” kata Jauhar. 

Rektor Unair M. Nasih sampai saat ini masih belum memberikan klarifikasi ihwal pemecatan tersebut. Ia justru mempertanyakan mengapa media menulis pemecatan itu meski belum mendapatkan salinan Surat Keputusan (SK) Rektor perihal pemecatan Budi.

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini mengatakan masalah tersebut akan ia selesaikan bersama jajaran pimpinan Unair lainnya. Saat ditanya apakah ia telah menyiapkan sosok pengganti Budi, Nasih mengaku belum membahasnya.

“Sorry-sorry enggak ada statement nanti segera kami selesaikan bersama. Enggak ada [pengganti Budi], belum ada apa-apa ya,” kata M Nasih usai melaksanakan Salat Jumat di Masjid Ulul Azmi, Kampus C Unair, Jumat (5/7).

(frd/gil)

[Gambas:Video CNN]