Dedi Mulyadi Malu Dihibur Korban Banjir saat Kunjungan, Janji Buat 1000 Rumah Panggung: Rakyat Kita

Dedi Mulyadi Malu Dihibur Korban Banjir saat Kunjungan, Janji Buat 1000 Rumah Panggung: Rakyat Kita

TRIBUNJATIM.COM – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku malu saat dihibur korban banjir.

Itu terjadi saat ia mengunjungi lokasi banjir di Desa Karangligar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Momen itu terlihat dalam postingan di akun Instagramnya @dedimulyadi71, Selasa (4/3/2025).

Dalam postingannya, mantan Bupati Purwakarta itu mendatangi para korban dan melihat kondisi rumah yang rutin kebanjiran.

“Iya, Pak, dulu rumah saya roboh sama banjir. Ini baru dibangun lagi, sekarang kebanjiran lagi,” tutur salah seorang warga, melansir dari Kompas.com.

Dedi kemudian bertemu salah seorang warga lansia perempuan. Dengan gayanya yang khas Dedi bercanda dalam bahasa Sunda, siapa tahu bisa mendapat jodoh di situ.

Mereka pun lalu bercanda tentang kehidupan pernikahan di masa tua.

“Lamun geus kolot, masih sok patangkeup-tangkeup? Masih sok hayang? (Kalau sudah tua masih suka pelukan? Masih suka pengin?)” tanya Dedi Mulyadi.

Nenek itu menjawab iya yang disambut teriakan dan tawa korban banjir lainnya.

Tak berapa lama, lansia tersebut bertanya, mau lagu apa. Ia langsung memasang kuda-kuda bersiap menari jaipong. Dedi dan korban banjir lainnya tertawa terbahak-bahak. Dedi pun akhirnya bernyanyi mengiringi jaipongan nenek itu.

“Aduh nyeri, nyeri, nyeri teuing…,” tutur Dedi.

Dalam caption-nya, Dedi menulis, “Niat menghibur, malah dihibur warga korban banjir. Ini rakyat kita, malu kita kalau terus mengeluh.”

Sementara itu, melansir dari WartaKota, Dedi Mulyadi berjanji akan mengubah 1.000 rumah warga di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi rumah panggung setinggi 2,5 meter.

Hal itu dilakukan Dedi Mulyadi, karea Desa Karangligar kerap banjir setiap tahunnya, akibat luapan sungai di sana.

Selain itu Dedi Mulyadi berharap tahun ini juga Pemerintah Pusat merealisasikan pembangunan Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijuray, karena dari dua sungai itulah luapan air menjadi salah satu penyebab banjir di Desa Karangligar.

Hal itu dikatakan Dedi Mulyadi di akun Instagram resminya, @dedimulyadi71, Selasa (4/3/2025), saat mengunjungi Desa Karangligar yang sudah terendam banjir sejak Jumat (28/2/2025) lalu.

“Ini warga Desa Karangligar, banjir langganan. Paling tinggi berapa banjirnya?” kata Dedi dalam video di akun Instagramnya, Selasa.

Warga yang bersamanya menjawab bahwa banjir di Desa Karangligar paling tinggi bisa mencapai 3 meter.

“Jadi solusinya untuk warga Karangligar, seribu rumah ini solusinya nanti Pemerintah Provinsi menyiapkan bangunan panggung. Jadi rumah-rumahnya berkolong panggung 2,5 meter. Sehingga nanti kalau banjir tidak repot. Tinggal turun terus make perahu ka jalan,” kata Dedi.

“Setuju, teu?” tanya Dedi.

Sejumlah warga serempak menjawab setuju.

“Awas jangan setuju setuju nanti pas pembangunan menolak,” kata Dedi.

Selain itu kata Dedi, pada tahun ini akan dibangun Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijuray oleh Pemerintah pusat.

“Mudah-mudahan Kementerian PU bisa menyelesaikan Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijuray,” ujar Dedi.

“Karena ini, air berasal dari Sungai Cibeet dan Cijuray,” kata Dedi.

Seperti diketahui ratusan rumah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terendam banjir setelah air Sungai Cibeet dan Citarum meluap.

Banjir yang terjadi sejak Jumat (28/2/2025) semakin parah akibat hujan deras pada Sabtu (1/3/2025).

Hal itu menyebabkan banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Selain akses jalan terputus, banjir juga merendam fasilitas umum, yakni Masjid Jamie Azahra, SDN Karangligar 1, Paud Nusa Indah dan Masjid Jami Al Ikhlas serta satu sekolah SMP Karawang Barat 1.

Sesuai dengan laporan dari pemerintah desa setempat, sekitar 300 rumah warga, yang dihuni oleh lebih dari 1.000 jiwa dari 400 keluarga, telah terendam banjir.

Tak hanya rumah, sejumlah sarana ibadah seperti masjid dan bangunan sekolah juga terendam, sementara beberapa jalan terputus akibat tingginya genangan air.

Sebagai langkah penanggulangan, lebih dari 1.000 warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti kantor desa, rumah ibadah, dan balai pengobatan setempat.

Kondisi ini telah menambah kesulitan bagi warga yang tengah menjalani ibadah puasa, sekaligus menciptakan tantangan besar bagi pemerintah daerah dalam menangani bencana ini.

Banjir yang melanda Desa Karangligar menjadi salah satu bencana alam yang mengganggu aktivitas warga dan mengancam keselamatan mereka.

Warga memerlukan perhatian serius dan bantuan cepat dari berbagai pihak, mulai pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com