TRIBUNJATIM.COM – Peristiwa siswa SMA pencuri pisang demi adik diarak keliling kampung ikut disorot Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Remaja asal Pati Jawa Tengah berinisial AAP (17) itu pun mendapat hadiah dari Kang Dedi.
Kang Dedi rupanya salut dengan kejujuran AAP.
AAP pun sumringah menerima hadiah yang didapatkannya.
Lewat sambungan telepon, Dedi Mulyadi menghubungi untuk menanyainya terkait insiden pencurian tersebut.
Dedi Mulyadi rupanya penasaran dengan alasan remaja yang masih duduk di bangku SMA itu nekat mencuri pisang milik warga.
Sebelumnya viral di media sosial AAP diarak keliling kampung oleh warga Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah lantaran mencuri beberapa tandan pisang.
Gara-gara kejadian tersebut, khalayak di media sosial terenyuh dengan sosok pelaku.
Pasalnya AAP mengaku nekat mencuri pisang karena butuh uang untuk jajan sang adik.
“Saat itu ngambil pisang untuk apa?” tanya Dedi Mulyadi dalam postingan di akun TikTok-nya, dilansir dari TribunnewsBogor pada Minggu (23/2/2025).
“Untuk jajan bersama adek,” akui AAP.
Kepada Kang Demul, AAP menceritakan nasib pilunya yang ditinggal mati ibu sejak enam tahun lalu.
AAP dan adiknya juga ditinggal menikah lagi oleh sang ayah.
Terkait dengan rinciannya mencuri pisang, AAP jujur.
Bahwa saat itu ia terpaksa mengambil pisang orang lain karena perutnya lapar.
Sementara jarak tempatnya mencari rumput dari rumahnya saat itu sangat jauh yakni 1 jam jalan kaki.
“Karena enggak punya uang pengin punya uang,” akui AAP.
“Bukan buat makan?” tanya Dedi Mulyadi.
“Ya buat makan, karena pengin beli jajan, perut lapar,” ujar AAP.
Penasaran, Dedi Mulyadi pun bertanya ke AAP soal makanan di rumahnya.
Tinggal bersama nenek dan kakek, AAP bercerita bahwa sebenarnya di rumahnya ada nasi dan lauk.
Mendengar hal itu, Kang Dedi pun sedikit menegur AAP.
“Emang di rumah enggak ada nasi?” tanya Dedi Mulyadi.
“Ya ada, tapi posisi saya di luar, mau pulang jauh, orang saya niatnya ngarit mencari rumput untuk makan kambing,” ujar AAP.
“Lauk ada?” tanya Kang Dedi lagi.
“Ada tahu tempe,” pungkas AAP.
“Artinya makan masih cukup. Lah kenapa nyuri?” tanya Kang Dedi.
“Karena enggak punya uang, pengin punya uang untuk jajan ke luar,” jawab AAP.
“Oalah ya enggak usah jajan segala kalau di rumah masih ada nasi, jangan maksain jajan, sampai ngambil punya orang,” timpal Kang Dedi.
“Iya siap,” ujar AAP mengakui kesalahan.
Terkait dengan profesinya selain sekolah, AAP jujur.
Bahwa selama ini dia bekerja mengurus kambing milik desa.
Karenanya saat ditanyai soal mengurus kambing, AAP bersemangat.
“Punya kambingnya berapa sekarang?” tanya Kang Dedi.
“23 kecil-kecil. Itu sering dijual,” ujar AAP.
“Buat biaya sekolah?” tanya Kang Dedi lagi.
“Iya,” jawab AAP.
“Bagus, anak hebat itu lahir dari penderitaan,” imbuh Kang Dedi.
Jujur mengakui kesalahannya, AAP membuat Kang Dedi terkejut lantaran jawabannya saat ditanya masa depan.
Kepada Kang Dedi, AAP mengaku cita-citanya ingin jadi presiden.
“Nanti sudah besar pengin apa? ke mana arahnya?” tanya Dedi Mulyadi.
“Jadi presiden,” jawab AAP tegas.
“Waduh kalau jadi presiden nanti enggak boleh ambil pisang orang lagi,” pungkas Kang Dedi.
Bak terketuk hatinya usai mengetahui kisah AAP yang nekat mencuri pisang karena butuh uang, Kang Dedi pun memberikan bantuan.
Bukan uang atau beasiswa, Kang Dedi memilih untuk memberikan kambing etawa agar AAP bisa mengurusnya.
Mengetahui hadiah dari Kang Dedi, AAP pun semringah.
“Sudah merasa bersalah, sudah (minta maaf),” akui AAP.
“Kamu semangat enggak punya kambing?” tanya Kang Dedi.
“Semangat,” jawab AAP.
“Kambing yang bagus apa di Pati?” tanya Kang Dedi lagi.
“Kambing etawa,” jawab AAP.
“Nanti saya beliin kambing etawa tiga ekor, jantannya satu. Jadi semua empat ekor. Empat kali tiga, Rp12 juta, mungkin datangnya Rp2 juta. Nanti dititipin di situ uang Rp16 juta,” ungkap Kang Dedi.
“Alhamdulillah. Makasih pak, sehat selalu,” jawab AAP dengan nada ceria.
Kronologi Kejadian
Kejadian itu terjadi tepatnya pada Senin, (17/2/2025) di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah.
AAP ditangkap setelah ketahuan mencuri pisang oleh pemiliknya sendiri, Kamari (50).
Bocah laki-laki itu kemudian diarak keliling kampung dengan bertelanjang dada, sebelum pada akhirnya dibawa ke kantor desa.
Kasus ini kemudian ditangani Polsek Tlogowungu dan berkahir dengan perjanjian damaia secara kekeluargaan.
Tidak sampau di situ, kasus AAP pun mendapat perhatian dari pihak kepolisian.
Bahkan, Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, mengarahkan Kapolsek Tlogowungu untuk memberikan bantuan kepada AAP dan keluarganya.
Pada Jumat, (21/2/2025), Kapolsek Tlogowungu Mujahid mengunjungi AAP di rumahnya di Desa Rejoagung, Kecamatan Trangkil, Pati, Jawa Tengah.
Kedatangannya untuk melihat kondisi pelaku dan keluarganya.
Ternyata benar, AAP hidup bersama nenek dan adiknya.
Sang ibu telah wafat, sedangkan ayahnya tak tahu di mana.
Melihat kondisi itu, kepolisian Polsek Tlogowungu berempati dan berencana memberikan kesempatan untuk AAP berubah menjadi lebih baik.
“Kami ingin membantu mereka keluar dari kesulitan. Adik AAP kami jadikan anak asuh dan kami bantu sekolahnya, sementara AAP kami beri kesempatan untuk membantu di Polsek agar mendapatkan penghasilan,” kata Kapolsek Mujahid.
Kapolsek Mujahid berharap dengan bantuan yang diberikan, AAP dan adiknya dapat melanjutkan pendidikan dan tidak putus sekolah.
Ia juga menekankan pentingnya memberikan bimbingan agar AAP memiliki masa depan yang lebih baik.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolsek juga memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan harian AAP.
Dengan langkah ini, Polsek Tlogowungu berkomitmen untuk mendukung remaja yang terlibat dalam tindakan kriminal agar dapat kembali ke jalur yang benar dan mendapatkan pendidikan yang layak.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com