Debat Pilkada NTT Singgung Penanganan Bencana, Apa Kata 3 Paslon?
Tim Redaksi
KUPANG, KOMPAS.com
– Debat publik antar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kupang, Rabu malam (6/11/2024).
Debat ini diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto, nomor urut 2 Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johanis Asadoma, serta nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu.
Debat ini mengusung tema “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Nusa Tenggara Timur yang Berkeadilan dan Inklusif”. Salah satu topik yang menjadi perhatian adalah strategi
penanganan bencana
di NTT.
Calon gubernur Yohanis Fransiskus Lema sempat menyebut, NTT menjadi “supermarket”-nya bencana.
Oleh karena itu, dalam merumuskan program pembangunan, diperlukan kesadaran terhadap upaya penanganan bencana.
Yohanis juga menekankan pentingnya mitigasi terhadap bencana kekeringan dan banjir melalui sistem peringatan dini.
“Kuncinya ada pada
early warning system
, sehingga perlu menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga, di antaranya BMKG serta pihak ketiga yang memiliki konsen atau atensi serta kepedulian untuk penyediaan teknologi deteksi gempa sejak dini,” tambah dia.
Dia menegaskan, Pemerintah Provinsi NTT harus memberikan edukasi untuk membangun kesadaran masyarakat dan memiliki prosedur standar untuk membentuk
command center
dalam waktu 1×24 jam terutama untuk hal-hal mendesak.
“Ini tentu tidak hanya dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi semata, tetapi melibatkan banyak
stakeholders.
Kata kuncinya adalah koordinasi lintas sektoral,” ujar dia.
Sementara itu, calon gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena berencana merangkul semua pihak yang terlibat dalam penanganan bencana, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, polisi, dan lembaga swadaya masyarakat.
“Termasuk juga, pihak swasta yang sudah ahli soal penanganan bencana,” kata Melkiades.
Melkiades menekankan pentingnya memetakan daerah rawan bencana di NTT.
“Sudah ratusan tahun kita punya masyarakat hidup di sini sudah paham daerah-daerah bencana sehingga bisa dipetakan jenis bencana seperti apa,” ujar dia.
Ia juga menyarankan agar Pemerintah menyiapkan infrastruktur yang mampu mengantisipasi kebencanaan di daerah rawan.
Calon gubernur lainnya, Simon Petrus Kamlasi, menilai apa yang disampaikan oleh kedua paslon sebelumnya merupakan strategi untuk memperkuat siklus manajemen bencana.
“Yang akan kami lakukan itu, yakni tindakan mitigasi dengan berbagai manajemen di mana kita mempersiapkan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk bisa gagah berani memiliki alat yang cukup dan memiliki anggaran yang cukup,” ujar Simon.
Ia menekankan pentingnya respons cepat saat terjadi bencana, termasuk pendataan akurat dan mobilitas bantuan.
“Kita harus punya alat-alat yang bisa dengan cepat membantu masyarakat untuk pulih bahkan baik tempat yang lama maupun lokasi baru atau
resettlement
baru,” tutup dia.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.