Daya Beli Lemah Tak Pengaruhi Perburuan Tiket Konser Mahal

Daya Beli Lemah Tak Pengaruhi Perburuan Tiket Konser Mahal

Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkap penyebab masih diburunya tiket konser band internasional di Jakarta meski harganya tergolong mahal. Sebagai contoh, tiket konser band Linkin Park di Stadion Madya, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (16/2/2025) dibanderol dari kisaran Rp 1,25 juta hingga Rp 3,95 juta.

Nailul menjelaskan konsumsi hiburan memiliki sifat yang berbeda dibandingkan dengan kebutuhan pokok.

“Ketika berbicara soal konser musik, ini bukan sekadar soal harga. Konsumen memiliki kepuasan tersendiri dalam menikmati hiburan, sehingga permintaan tiket konser cenderung tetap tinggi, meskipun harga tiket tergolong mahal,” ujar Nailul kepada Beritasatu.com, Minggu (16/2/2025).

Ia menambahkan barang atau jasa yang bersifat hiburan (leisure) memiliki pola konsumsi yang berbeda. Penggemar cenderung tetap membelanjakan uangnya untuk konser yang mereka anggap penting, tanpa terlalu mempertimbangkan kondisi daya beli secara umum.

“Banyak yang bertanya mengapa daya beli masyarakat sedang melemah, tetapi tiket konser tetap laris. Ini karena bagi penggemar, konser bukan sekadar pengeluaran biasa, melainkan bentuk pemenuhan kepuasan dan pengalaman pribadi. Ketika seseorang sangat menyukai suatu band atau musisi, harga tiket sering kali bukan menjadi penghalang,” jelasnya.

Terkait harga tiket konser yang mahal, Nailul menjelaskan harga tiket sangat bergantung pada kebijakan harga dari artis dan promotor. Jika semakin banyak promotor dan venue yang bersaing, biaya operasional konser bisa lebih efisien, yang berpotensi menekan harga tiket.

“Semakin banyak promotor yang beroperasi di Indonesia, semakin besar peluang artis internasional untuk datang dan menggelar konser di sini. Lebih banyak promotor dan venue berarti lebih banyak persaingan, yang bisa menurunkan biaya operasional konser. Ini bisa berdampak pada harga tiket yang lebih kompetitif,” jelasnya.

Nailul menekankan bagi penggemar setia, harga bukanlah penghalang. Hal itu yang membuat tiket konser band internasional di Jakarta yang tergolong mahal tetap diburu para penggemarnya.

“Sama seperti pecinta sepak bola yang rela membayar mahal untuk menonton tim favoritnya, penggemar musik juga cenderung tetap membeli tiket konser meskipun harganya mahal. Bahkan, banyak fans K-pop yang rela terbang ke Korea hanya untuk menonton idolanya. Hal ini menunjukkan konser adalah bagian dari gaya hidup dan kepuasan pribadi, bukan sekadar pengeluaran biasa,” pungkasnya.