Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Data Terkini 884 Warga Palestina Tewas Dibunuh

Data Terkini 884 Warga Palestina Tewas Dibunuh

PIKIRAN RAKYAT – Sejak gencatan senjata di Gaza diberlakukan, ‘arena’ genosida pindah ke Tepi Barat yang Diduduki. Hari ini terhitung pekan kedua, di mana pasukan Israel berturut-turut melancarkan operasi besar di Jenin, lalu tiga hari lalu serangan diperluas ke Tulkarem.

Korban tewas dari kalangan sipil Palestina Kembali terjadi di pinggiran Irtah, selatan Tulkarem. Terbaru, Ayman Naji (23) tewas ditembak oleh pasukan Israel, Selasa, 28 Januari 2025. Penembakan berlangsung saat IOF melakukan serbuan.

Di Tulkarem, pasukan IOF juga menghancurkan rumah seorang yang diduga ‘tersangka’ dalam serangan November 2023 silam di Israel.

Rumah lainnya yang dihancurkan ialah milik seorang warga Palestina yang dianggap buronan oleh Israel. Diledakkan pula kamp pengungsi setempat.

Banyak keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka, sementara serbuan Israel terus berlanjut di Tepi Barat. Pejabat lokal memperkirakan lebih dari 1.000 orang Palestina saat ini telah mengungsi.

“Sejak Genosida Israel Penjajah di Gaza, pada 7 Oktober 2023, sebanyak 884 orang telah tewas di Tepi Barat yang diduduki, 7.370 lainnya terluka, dan setidaknya 14.400 orang telah ditahan,” demikian laporan tim Al Jazeera di lapangan, dikutip Rabu, 29 Januari 2025.

Kondisi Sipil di Gaza Terkini

Sebelum ‘perang’ dimulai 15 bulan yang lalu, mayoritas penduduk Gaza tinggal di utara, di sekitar area perkotaan terbesar di Gaza, Kota Gaza. Tetapi itulah juga tempat serangan-serangan Israel difokuskan, dan Israel mengeluarkan perintah evakuasi paksa sejak awal genosida, menyuruh orang-orang untuk mengungsi ke “zona aman” di Gaza tengah dan selatan.

Akibatnya, mayoritas dari sekitar 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi ke daerah-daerah tengah dan selatan, di bawah koridor yang disebut Netzarim oleh Israel.

Kehancuran di utara sangat besar, sekitar 74 persen bangunan di Kota Gaza telah rusak atau hancur akibat perang. Pun demikian zona-zona aman yang seharusnya memberikan perlindungan tidak luput jua dari kehancuran.

Sekitar 50 persen bangunan di Deir el-Balah, Gaza tengah, rusak atau hancur, sementara di Gaza selatan, 55 persen bangunan di Khan Younis dan 48 persen bangunan di Rafah juga hancur lebur bersisa puing dan debu.

Kemarin, ratusan ribu warga Palestina akhirnya pulang menuju rumah masing-masing, melintasi Koridor Netzarim untuk kembali ke kediaman mereka di Gaza utara.

Untuk pertama kalinya sejak awal konflik 15 bulan lalu, masyarakat sipil Gaza pulang ke Gaza utara. Sebelumnya, jadwal kepulangan warga Palestina sempat tertunda dua hari akibat perselisihan antara Hamas dan Israel terkait pembebasan seorang tahanan Israel.

Gencatan senjata ini bertujuan untuk mengakhiri ‘perang’ paling mematikan dan merusak yang pernah terjadi di Gaza, serta mengamankan pembebasan para tawanan dan tahanan yang ditahan oleh Hamas terutama Israel.

Warga Palestina, yang selama ini tinggal di kamp-kamp tenda pengungsian kumuh dan sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan, sangat ingin kembali ke rumah mereka.

Meski, kemungkinan besar rumah-rumah tersebut telah rusak atau hancur total akibat serangan Israel yang tak berkesudahan. Kendati mendapati tempat tinggalnya sudah menjadi puing dan debu, keinginan pulang tak dapat lagi dibendung.

“Kemenangan bagi rakyat kami, dan sebuah deklarasi kegagalan dan kekalahan bagi (pendudukan Israel) dan rencana pemindahan,” demikian kata Hamas, dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 28 Januari 2025. ***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Merangkum Semua Peristiwa