Dari Lorong Pesantren ke Stadion: Cerita Penjaga Gawang Asal Kediri, Nadeo Argawinata
Tim Redaksi
KEDIRI, KOMPAS.com
– Di balik sorotan lampu stadion dan gemuruh suporter, Nadeo Argawinata menyimpan sisi lain yang tidak banyak diketahui masyarakat.
Sebelum dikenal sebagai penjaga gawang tangguh di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, ia tumbuh dalam suasana relijius.
Akrab dengan suara lantunan ayat suci dan suasana Pondok Pesantren Al Husan yang ada di sekitar rumahnya di Kediri.
“Ya, waktu kecil dulu sempat ikut ngaji di pondok. Memang di sekitar rumah ada pondok pesantren,” kenang penjaga gawang Borneo FC itu kepada
Kompas.com.
Meskipun tidak menetap sebagai santri mukim, pengalaman masa kecil itu meninggalkan jejak kuat dalam kehidupannya.
“Seperti halnya anak-anak lainnya, pelajaran membaca Al Quran yang baik dan benar, juga soal akhlak, itu yang masih saya pegang sampai sekarang,” katanya.
Baginya, semangat Hari Santri bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan pengingat bahwa ilmu bisa datang dari mana saja, termasuk dari pesantren.
Di tengah karier cemerlangnya sebagai atlet profesional, nilai-nilai yang dipelajari di masa kecil masih menjadi pegangan dalam menjalani hidup.
“Pada dasarnya ilmu datang dari manapun, apalagi soal ilmu agama yang sangat penting bagi anak-anak zaman sekarang. Jadi kegiatan apa pun yang membawa ke arah kebaikan dalam beragama, terutama dari para santri, pasti bagus dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Nadeo Argawinata.
Apalagi, kehidupan pesepak bola profesional tentu tidak lepas dari tekanan dan jadwal padat. Namun, ia menjaga spiritualitas adalah bagian penting dari keseimbangan diri.
Doa dan disiplin menjadi dua hal yang tidak terpisahkan. Sebab di balik setiap penyelamatan di bawah mistar, ada ketenangan batin yang dirawat sejak kecil.
“Untuk spiritualitas itu wajib, ya. Jadi bukan cuma di lapangan, tapi dalam kehidupan sehari-hari pun sangat berguna. Apa pun kegiatan yang dilakukan, spiritual itu pasti diperhatikan,” kata dia.
Saat momen Hari Santri, selain menjadi waktu refleksi diri, Nadeo Argawinata juga menyemangati para generasi muda yang tengah menuntut ilmu di pondok pesantren.
Ia berharap para santri masa kini tidak ragu untuk bermimpi besar dan terus membawa nilai-nilai luhur pondok pesantren dalam setiap langkah hidupnya.
“Percaya diri itu sangat penting. Jadilah apa pun sesuai dengan apa yang kalian sukai tanpa meninggalkan ajaran yang sudah dipelajari. Semoga santri di negara ini bisa membuat perubahan besar yang baik untuk bangsa dan negara ke depannya,” kata penjaga gawang Timnas Indonesia itu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Dari Lorong Pesantren ke Stadion: Cerita Penjaga Gawang Asal Kediri, Nadeo Argawinata Surabaya 22 Oktober 2025
/data/photo/2025/10/02/68deab0a70cf8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)