ERA.id – Pemerintah Malaysia mendirikan kantor kecerdasan buatan (AI) nasional. Pendirian kantor AI nasional ini dilakukan setelah mendapat kucuran investasi miliaran dolar tahun lalu.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pembangunan kantor AI nasional ini menjadi momen bersejarah.
“Ini adalah momen bersejarah dalam perjalanan transformasi digital kami,” kata Anwar, dikutip Reuters, Kamis (12/12/2024).
Kantor AI nasional itu diharapkan bisa berfungsi sebagai lembaga terpusat untuk teknologi kecerdasan buatanm seperti menyediakan perencanaan strategis, penelitian dan pengembangan serta pengawasan peraturan.
“Kantor AI akan melihat koordinasi upaya penelitian dan implementasi,” ujarnya.
Malaysia sendiri sebelumnya sudah mendapatkan investasi miliaran dolar tahun lalu dari perusahaan teknologi global. Investasi itu dikucurkan untuk membangun infrastruktur penting untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap layanan cloud dan AI.
Nantinya dengan pembangunan kantor AI ini, diharapkan perusahaan bisa mencapai tujuh tujuan pada tahun pertamanya, termasuk pengembangan kode etik, kerangka peraturan AI, dan rencana aksi teknologi AI lima tahun hingga 2030.
“Pendirian NAIO didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi permasalahan literasi digital, tidak hanya di kalangan staf pemerintah dan politisi, namun juga dalam membawa perubahan dalam pendidikan bagi jutaan anak,” imbuhnya.
Pemerintah juga mengumumkan kemitraan strategis dengan enam perusahaan, termasuk Amazon, Google, dan Microsoft. Ketiga perusahaan besar itu juga sudah mengumumkan proyek pusat data, cloud, dan AI di Malaysia tahun lalu.
Lebih lanjut, Anwar berharap usaha digital bisa mendorong perekonomian Malaysia sebesar 23 persen tahun depan dan
menyumbang 23 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Malaysia pada tahun depan dan 120 miliar ringgit (Rp430 triliun) pada tahun 2030.
“Jika kita mempertahankan kecepatan yang kita capai (kemajuan teknologi), ekonomi digital bahkan dapat menyumbang 25 persen terhadap PDB negara,” pungkasnya.
Usaha digital telah membantu mendorong perekonomian Malaysia pada tahun 2024, dengan investasi yang disetujui sebesar 71,1 miliar ringgit di sub-sektor informasi dan komunikasi.