Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak tujuh badan usaha milik negara (BUMN) akan bertemu dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mulai pekan ini, menyusul rencana peralihan BUMN ke badan investasi baru tersebut.
Dewan Direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dijadwalkan bertemu dengan manajemen BP Danantara pada Selasa, (19/11/2024) hari ini.
“Pimpinan Danantara akan melakukan pertemuan dengan jajaran direksi dari tujuh BUMN,” demikian pengumuman resmi Danantara, Selasa.
Sebelumnya, Presiden Prabowo telah melantik Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala BP Danantara. Badan ini akan mengelola aset jumbo senilai US$ 600 miliar atau setara Rp 9.409 triliun.
Danantara akan menangani investasi pemerintah di luar anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Badan yang disebut-sebut akan menjadi superholding BUMN ini akan seperti Temasek, badan investasi global yang berkantor pusat di Singapura.
Danantara akan menjadi lembaga pengelola investasi Indonesia yang lebih luas dari anggaran pemerintah. Tujuan pembentukannya untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara dengan skala besar dan koordinasi yang lebih baik.
Berdasarkan dokumen profil BP Investasi Danantara, badan ini dibentuk untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas selama 5 tahun ke depan.
Danantara juga diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, dengan mengonsolidasikan aset-aset penting dan mengoptimalkan entitas kekayaan negara untuk meningkatkan kesejahteraan nasional dan daya saing global, sekaligus memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mendukung target dan program pemerintah.