TRIBUNNEWS.COM – Pengumuman tarif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebabkan penurunan tajam di pasar saham global.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 4 persen, KOSPI Korea Selatan dan ASX 200 Australia masing-masing turun lebih dari 2,3 persen dan 1,6 persen.
Saham-saham besar AS seperti Apple, Nike, dan Tesla turun sekitar 7 persen, dikutip dari Al Jazeera Kamis (3/4/2025).
Pejabat Federal Reserve, Adriana Kugler, memperingatkan bahwa tarif Trump dapat memperpanjang inflasi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Tarif yang lebih tinggi pada barang-barang setengah jadi seperti baja dan aluminium dapat mempengaruhi hampir setiap sektor ekonomi.
Kugler menyebut memerlukan waktu lebih lama untuk dirasakan dampaknya.
Oxford Economics: Tarif AS Berisiko Picu Krisis Ekonomi Global
Oxford Economics memperingatkan bahwa tarif Trump dapat memicu krisis ekonomi global yang lebih dalam.
Dalam analisis mereka, tarif ini dapat mencapai tingkat yang belum terlihat sejak tahun 1930-an.
Meskipun tarif dapat dinegosiasikan lebih rendah dalam beberapa hari mendatang, mereka menganggap asumsi sebelumnya terlalu optimis.
Rincian Tarif untuk Beberapa Mitra Dagang AS
Trump mengenakan tarif minimum 10 persen untuk hampir semua mitra dagang AS, tetapi tarif tersebut bervariasi untuk beberapa negara:
1. Kamboja: +49 persen
2. Vietnam: +46 persen
3. Sri Lanka: +44 persen
4. Bangladesh: +37 persen
5. Thailand: +36 persen
6. Tiongkok: +34 persen
7. Taiwan: +32 persen
8. Indonesia: +32 persen
9. Swiss: +31 persen
10. Afrika Selatan: +30 persen
11. Pakistan: +29 persen
12. India: +26 persen
13. Korea Selatan: +25 persen
14. Jepang: +24 persen
15. Malaysia: +24 persen
16. Uni Eropa: +20 persen
17. Israel: +17 persen
18. Filipina: +17 persen
19. Singapura: +10 persen
20. Inggris: +10 persen
21. Turki: +10 persen
22. Brasil: +10 persen
23. Chili: +10 persen
24. Australia: +10 persen
25. Kolombia: +10 persen
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)