Dalam Duka, Istri Brigadir Nurhadi Bantah Tukar Nyawa Suami dengan Rp 400 Juta
Tim Redaksi
LOMBOK BARAT, KOMPAS.com
– Suasana rumah almarhum Brigadir Muhammad
Nurhadi
–anggota polisi yang bertugas di Paminal Propam Polda NTB– di Desa Sembung, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Jumat (1/7/2025) masih terasa berselimut duka.
Elma Agustina (28), istri Nurhadi masih terlihat terpukul atas kepergian suaminya. Rasa duka serupa pun ditunjukkan anggota keluarga lainnya, dan bahkan para tetangga.
Empat bulan sudah Brigadir Nurhadi berpulang, namun kasus pembunuhannya tak kunjung terang. Polda NTB belum bisa menunjukkan siapa pelaku utama pembunuhan polisi muda itu.
Elma membenarkan sejumlah polisi mendatanginya, termasuk dua istri atasan yang menjadi tersangka pembunuh suaminya, istri Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan istri I Gede Haris Chandra.
Beredar tuduhan, Elma menerima uang dari tersangka Kompol YG sebesar Rp 400 juta agar menerima kematian suaminya, dan tidak memperkarakannya lagi.
“Itu semua fitnah, saya tidak akan menukar nyawa suami saya dengan uang, tidak pernah ada uang Rp 400 juta itu demi Allah.”
“Seperti apa yang Rp 400 juta saja tidak pernah saya lihat,” ungkap Elma pada
Kompas.com
di kediamannya.
Elma mengaku hanya menginginkan keadilan bagi suaminya. Dia berharap penyebab kematian suaminya segera terungkap.
Dia menyebut, banyak yang mestinya bisa dicari tahu melalui
handphone
Nurhadi, sayangnya
handphone
tersebut sudah disita tim penyidik Polda NTB.
Namun sebelumnya Reni sempat membuka WA di HP Nurhadi bersama keluarga, yang di dalamnya ada pesan dari tersangka HC yang memintanya tak ikut campur.
“Di WhatsApp itu terlihat percakapan tersangka HC yang memintanya (Nurhadi) diam saja, itu di
screenshot
oleh almarhum dikirim ke tersangka YG, sayangnya saya tidak kirim hasil
screenshot
itu ke
handphone
saya.”
“Ada banyak yang bisa kita lihat di sana, tapi sudah disita,” kata Reni.
Reni juga selalu mengecek apa yang sebenarnya terjadi di Gili Trawangan saat Nurhadi dibawa ke Klinik Warga.
Reni mendapati informasi yang berbeda antara keterangan polisi dan informasi dari rekan rekannya di Gili Trawangan.
Reni mengatakan, polisi menyebut kepada keluarga, luka pada Nurhadi karena terjatuh dari cidomo (alat transportasi tradisional yang ada di Gili Trawangan).
“Kemudian juga kami dikabari Nurhadi saat kritis dibawa ke Klinik Warna diantarkan YG tetapi rekannya di klinik mengatakan tidak ada YG yang ikut mengantar ke klinik,” kata dia.
“Jadi banyak sekali informasi yang tidak sesuai, sehingga kami keluarga sudah tidak percaya pada siapa pun,” sambung dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Dalam Duka, Istri Brigadir Nurhadi Bantah Tukar Nyawa Suami dengan Rp 400 Juta Regional 12 Juli 2025
/data/photo/2025/07/11/68713103231d2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)