TRIBUNJATENG.COM – Tiga wilayah di Jawa Tengah menjadi pertimbangan untuk menjadi lintasan proyek perpanjangan Kereta cepat Whoosh Bandung-Surabaya.
Dikutip dari Kompas.com (14/2/2025), berdasar hasil kajian PT KCIC, beberapa rencana alternatif jalur perpanjangan telah disiapkan dengan rute lanjutan dari Tegalluar, Bandung, hingga Surabaya.
Ada tiga jalur yang telah dipertimbangkan, yakni lintas selatan, lintas tengah, dan lintas utara.
– Pertama ada lintas selatan rute Bandung-Surabaya akan melewati wilayah Kroya dan Yogyakarta.
Jaraknya 629,5 km dengan 13 stasiun yang dapat ditempuh selama 180 menit.
– Kedua lintas tengah melalui Cirebon dan Purwokerto dengan jarak tempuh 679,2 km, melalui 15 stasiun dengan jarak tempuh 193 menit.
– Ketiga adalah lintas utara melalui Cirebon dan Semarang dengan panjang 642 km, melewati 14 stasiun dengan waktu tempuh 184 menit.
Program perpanjangan kereta cepat Jakarta-Surabaya ini telah tertulis dalam program pengembangan jaringan dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KM 296 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Pada saat bersamaan, PT KCIC sedang menyusun prastudi kelayakan potensi perpanjangan kereta cepat ke Surabaya.
Sementara itu, proyek perpanjangan kereta cepat dari Bandung-surabaya masih dalam tahap uji kelayakan yang dilakukan oleh pemerinyah.
Hal ini diungkap oleh General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China Eva Chairunisa.
“Masih tahap feasibility study yang dilakukan oleh pemerintah. Tentunya harus banyak sekali yang masih harus didiskusikan. KCIC juga dilibatkan dalam hal ini, tapi tentunya kita akan melihat nanti kebijakan pemerintah seperti apa, yang pasti kita akan support,” ujarnya kepada media di Jakarta, Jumat (14/2/2025), dikutip dari Kompas.com.
KCIC juga sudah melakukan tahap transfer pengetahuan baik untuk masinis ataupun petugas yang bertugas dalam hal perawatan.
Hal itu dilakukan pada saat sebelum dioperasionalkan kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung.
“Jadi di kita sudah ada masinis di Indonesia yang sudah bisa mengendarai kereta dengan kecepatan 350 kilometer per jam kemudian bertugas untuk melakukan perawatan, sarana prasarana untuk terkait teknologi kereta cepat kita sudah ada,” kata Eva.