Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Joko Widodo (Jokowi) curhat sulitnya membuat kebijakan yang seimbang. Contohnya, saat pemerintah berupaya membuat petani senang dengan kenaikan harga gabah, justru masyarakat marah.
Menurutnya, harga gabah di atas Rp7.000 per kilogram (kg) saat ini membuat semua petani bahagia karena keuntungannya bertambah. Tapi di sisi lain, harga gabah yang mahal ikut mengerek harga beras sehingga masyarakat protes kepada pemerintah.
“Kalau harga gabahnya sudah Rp7.800, berasnya berapa? Panjenengan senang, tapi masyarakatnya saya yang disemprot,” curhat Jokowi saat bertemu dengan kelompok tani yang ditayangkan di Youtube Setpres, Selasa (21/1).
Jokowi merinci saat ini harga gabah berkisar antara Rp7.600-Rp7.800 per kg, Jauh di atas harga tiga tahun lalu yang masih di kisaran Rp4.200-Rp4.300 per kg.
Harga yang tinggi ini, menurutnya membuat banyak petani diam. Padahal kalau harga sedang turun, pasti banyak yang berkoar.
“Tapi sekarang ini pertanian, para petani senang, harga gabahnya (naik), dipikir saya nggak tahu. Tapi kalau harga gabah naik (dan senang) itu pada diem aja gitu,” jelasnya.
Kondisi ini, kata Jokowi, tidak mudah untuk diseimbangkan. Tidak mudah menyusun kebijakan yang bisa disetujui dan membuat semua pihak senang.
Ia menegaskan setiap kebijakan yang dibuat pemerintah pasti ada pro dan kontranya. Kendati begitu, kebijakan tetap harus disusun dengan mempertimbangkan segala aspek.
“Jadi pemerintahan maju diseneni (dimarahi), mundur diseneni, ngetan seneni, ngulon diseneni. Tapi nggih, ya memang itu tugas pemerintah, menyelesaikan persoalan, mencarikan solusi,” pungkas Jokowi.
(ldy/pta)