Jakarta, CNN Indonesia —
Cukai karbon (CO2) kendaraan bermotor diusulkan menjadi pilihan sumber pendapatan negara daripada menaikkan tarif PPN dari 11 menjadi 12 persen.
Demikian disampaikan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mengingat besarnya pendapatan negara dari cukai karbon dalam satu tahun selurus dengan volume kendaraan bermotor di Indonesia.
“Potensi cukai ini sebesar Rp92 triliun/tahun (netto), jauh lebih besar ketimbang tambahan 1 persen dari kenaikan PPN yang hanya Rp67 triliun/tahun,” ujar Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis disitat dari Antara, Jumat (3/1).
Menurutnya cukai karbon Rp92 triliun per tahun dari kendaraan bermotor akan diperoleh oleh pemerintah apalagi jika kebijakan tersebut diterapkan di seluruh sektor pembangunan dan industri, maka sangat besar cukai yang diperoleh.
Jumlah tersebut, lanjutnya, adalah netto setelah dikurangi insentif fiskal yang dialokasikan sebagai reward bagi kendaraan emisi karbon rendah (net-zero emission vehicle/NZE).
Net-ZEV adalah trenglobal saat ini yang mengandalkan power-train (tenaga penggerak) berupa motor listrik berbasis battery (battery electric vehicle/BEV).
BEV sebagai net-ZEV merupakan competitive advantage bagi Indonesia dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah untuk komponen BEV terutama baterai (Ni, Co, rare earth), selain prototipe yang berhasil dikembangkan anak bangsa, berpeluang menempatkan Indonesia sebagai bagian penting dari global supply chain of BEV.
“Efisiensi energi adalah keniscayaan demi ketahanan energi nasional sekaligus mencegah menyublimnya income pemerintah akibat beban penyediaan pasokan energi (BBM) nasional,” ucapnya.
(tim/mik)
[Gambas:Video CNN]