Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK – Cuaca ekstrem menyebabkan sejumlah bencana hidrometeorologi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Dalam satu hari, Sabtu (30/11/2024) terdapat 10 titik banjir dan tanah longsor di Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Kecamatan Panggul.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Stefanus Triadi merinci terdapat 5 titik bencana tanah longsor di Kecamatan Panggul.
5 titik tersebut tersebar di Desa Ngrencak, Desa Sawahan, Desa Tangkil, Desa Manggis, dan Desa Banjar.
“Di Desa Manggis Tembok Penahan Jalan (TPJ) SDN 3 Manggis longsor,” kata Triadi, Minggu (1/12/2024).
Material longsor TPJ setinggi 8 meter dan panjang 35 meter tersebut menutup sebagian jalan akses Kecamatan Panggul menuju Kabupaten Ponorogo.
Dengan kesigapan dan gotong royong instansi terkait, bersama elemen masyarakat, jalan tersebut kembali normal dan arus lalu lintas kembali lancar.
Selain longsor, banjir juga terjadi di lima titik di Kecamatan Panggul.
Lima titik tersebut tersebar di Desa Banjar, Desa Ngrambingan, lalu Desa Nglebeng, Desa Wonocoyo, dan Desa Panggul.
“Banjir di Desa Nglebeng terjadi setelah Sungai Gedangan meluap. Banjir tersebut menghambat arus lalu lintas dari Kecamatan Dongko menuju Kecamatan Panggul,” kata Triadi.
Jalan tersebut menurut Triadi juga merupakan jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Pacitan via Lorog, Kecamatan Sudimoro.
“Banjir surut pukul 19.00 WIB sehingga arus lalu lintas normal kembali,” lanjutnya.
Selain bencana hidrometeorologi, musibah juga menimpa warga Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek.
Berniat memperbaiki atap teras rumah yang rusak, tiga warga setempat menjadi korban ambruknya rumah milik Surat (58).
Kronologi bermula saat Surat ingin memperbaiki atap teras rumah yang sudah rapuh dimakan usia.
Ia khawatir dengan kondisi atapnya yang sudah tua, ditambah lagi hujan dengan intensitas tinggi yang sering turun di Kabupaten Trenggalek.
Saat dua orang yang ingin memperbaiki yaitu Imam Tauhid (45) dan Mahsun (45) berada di atas atap, atap tersebut ambruk menimpa pemilik rumah.
“Ketiganya dibawa ke Puskemas Baruharjo, Kecamatan Durenan untuk mendapatkan perawatan,” ucap Triadi.
Dari tiga orang tersebut, Mahsun sudah diperbolehkan pulang ke rumah, sedangkan kedua orang lainnya masih mendapatkan perawatan, terutama pemilik rumah yang mengalami patah tulang dan mengalami luka karena tertancap besi.