Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cuaca Buruk Landa Selat Sunda Ganggu Pasokan Sembako di Lampung

Cuaca Buruk Landa Selat Sunda Ganggu Pasokan Sembako di Lampung

Bandar Lampung, Beritasatu.com – Cuaca buruk di Selat Sunda tidak hanya menghambat arus penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menuju Pelabuhan Merak, Banten, tetapi juga berdampak signifikan pada pasokan sembako di Lampung.

Beberapa bahan pokok, seperti cabai, minyak, dan bawang merah mengalami keterlambatan pengiriman, sehingga pasokan di pasar berkurang. Meskipun demikian, harga kebutuhan pokok di pasar tradisional di Lampung terpantau masih stabil.

Dari pantauan Beritasatu.com di Pasar Jatimulyo, Jati Agung, Lampung Selatan, pada Sabtu (7/12/2024), tidak ditemukan lonjakan harga. Namun, kondisi keterlambatan pengiriman ini tetap merugikan pedagang.

Sulistyo (45), pedagang cabai di Pasar Jatimulyo mengungkapkan, cabai merah yang diterima dari Pulau Jawa banyak yang rusak akibat keterlambatan pengiriman.

“Pasokan cabainya agak berkurang, dan banyak cabai yang rusak karena terlambat. Seharusnya sampai sini jam 10 malam, tetapi baru tiba jam delapan pagi,” ujar Sulistyo.

Untuk mengurangi kerugian, Sulistyo terpaksa menjual cabai merah dengan harga lebih murah.

“Harga cabai merah tetap normal, tidak ada kenaikan, tetapi kami rugi karena banyak cabai yang rusak,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Evie Fatmawaty, membenarkan bahwa cuaca buruk memengaruhi pasokan bahan pokok di Lampung.

“Karena adanya ombak besar dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat, otomatis berdampak pada adanya beberapa pasokan yang terlambat datang ke Lampung,” kata Evie.

Cuaca buruk tidak hanya menghambat pasokan sembako ke Lampung, tetapi juga mengganggu pengiriman produk dari Lampung ke Pulau Jawa. Untuk mengantisipasi lonjakan harga, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung memiliki sejumlah petugas yang rutin memantau stok dan harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional.

Evie menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan BMKG untuk menghadapi kondisi ini.

“Kondisi ini (cuaca buruk) terjadi hanya sementara, dari 1 sampai 7 Desember 2024. Kapal yang berlayar terhambat pada waktu malam hari saat ombak sangat besar,” ungka Evie.

Pantauan di Pelabuhan Bakauheni pada Sabtu (7/12/2024) menunjukkan kondisi arus penyeberangan dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa sudah kembali normal. Tidak ada lagi penumpukan kendaraan di pelabuhan, dan distribusi kebutuhan pokok dipastikan berjalan lancar. Evie menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir karena stok kebutuhan pokok masih mencukupi dan harga tetap terjaga, meskipun sempat ada masalah pada pasokan sembako di Lampung.