TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Joko Suranto atau yang dikenal sebagai “Crazy Rich Grobogan” membangun gedung baru senilai Rp 200 juta untuk SMP Negeri 2 Karangrayung.
Bantuan ini diberikan sebagai respons atas kondisi bangunan sekolah yang membutuhkan perawatan.
Apalagi sejak didirikan 30 tahun yang lalu, bangunan di SMPN 2 Karangrayung tidak mendapatkan perawatan yang memadai.
Sebagai sosok yang bergerak di bidang properti, Joko Suranto menilai banyak bangunan di SMPN 2 Karangrayung dalam kondisi mengenaskan.
Ia juga menyinggung soal alokasi anggaran pendidikan yang dianggap kurang proporsional.
“Infrastruktur di dunia pendidikan ini tidak mendapat alokasi yang sewajarnya, banyak lokal di sini dibangun sudah lebih dari 30 tahun tanpa ada biaya perawatan,” ujar Joko Suranto kepada Tribun Jateng, Sabtu (29/3/2025).
Meskipun bangunan sekolah masih mampu menyangga secara struktur, Joko menyoroti kondisi atap yang sudah sangat memprihatinkan.
“Atapnya sudah memprihatinkan, saya yang bergerak di dunia properti melihat ini bahaya sekali kalau tidak dilakukan treatment, jangan sampai menimbulkan korban dan mencari yang salah siapa,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa kondisi tersebut perlu segera ditangani agar tidak membahayakan siswa dan guru yang mengajar.
Sebagai langkah awal, Joko Suranto memberikan bantuan untuk membangun satu ruangan baru dengan dana sebesar Rp 200 juta.
Proses pembangunan ruang dengan luas 81 meter persegi ini sudah mencapai 30 persen dan diharapkan selesai dalam waktu tiga bulan ke depan.
“Ini adalah salah satu ruangan yang pasti bermanfaat untuk SMP di sini lah, ini 30 persen, tiga bulan selesai, pekerjaan mudah,” ujarnya optimis.
Joko menekankan bahwa tujuan utama dari bantuan ini adalah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan dunia pendidikan.
“Kita berbagi manfaat, khoirunnas anfauhum linnas itu kan banyak macamnya, kita tahun ini benerin jalan, kita bagi sembako, bagi sarung, baju koko untuk hafiz dan hafizoh, dan kita juga berbagi banyak,” tambahnya.
Meski sudah memberikan bantuan pribadi, Joko Suranto menegaskan bahwa renovasi dan perbaikan infrastruktur pendidikan seharusnya menjadi tugas pemerintah.
Ia menyampaikan bahwa sektor pendidikan membutuhkan perhatian lebih, terutama dalam hal perawatan dan renovasi bangunan yang sudah tua.
“Sebenarnya kalau mau bantu kita bisa bantu banyak, tapi nanti pemerintah harusnya marah,” ujar Joko.
Joko juga berharap agar pejabat publik, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, dapat memahami kebutuhan infrastruktur pendidikan yang mendesak.
“Anda di sana, saya berharap dan saya yakini punya kemampuan untuk mengeksekusi kebijakan yang berpihak ke dunia pendidikan,” kata Joko Suranto.
“Presiden punya program MBG untuk anak-anak kita, tapi kalau infrastruktur pendidikannya tidak dibenahi, maka timbul pertanyaan baru mau dibawa ke mana pendidikan sebenarnya,” tegasnya.
Joko Suranto berharap agar suaranya akan didengar oleh pihak berwenang, termasuk dinas pendidikan dan pemerintah daerah.
Ia berharap agar ada pengajuan atau alokasi anggaran dari Pemda untuk memperbaiki atau merawat infrastruktur sekolah.
“Semoga omongan saya sampai ke dinas pendidikan, harus ada pengajuan ataupun alokasi dari Pemda untuk membenahi infrastruktur dunia pendidikan,” ujarnya.
Menurut Joko Suranto, tantangan besar ini merupakan pekerjaan rumah bersama bagi semua pihak, termasuk para pejabat yang memangku kebijakan.
Ia berharap agar mereka dapat memberikan manfaat nyata dengan jabatannya, terutama dalam hal memperbaiki kualitas pendidikan di daerah.
“Hampir seluruh infrastruktur begitu membangun tidak ada anggaran untuk perawatan atau renovasi, itu PR untuk kita semua, tapi yang menjabat dong biar ada manfaatnya dengan jabatannya,” pesan Joko Suranto.
Grobogan menjadi tujuan utama dari kegiatan sosial Joko Suranto karena merupakan tanah kelahirannya.
Joko lahir di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, tempat ia dibesarkan dan banyak membentuk kepribadiannya.
“Kalau di Grobogan memang spesial karena tanah kelahiran saya, tanah orang tua saya,” ungkapnya dengan penuh rasa bangga.
Selain membangun sekolah dan jalan, Joko Suranto juga membagikan sembako berupa pangan dan pakaian lebaran kepada warga Desa Jetis.
Ia memastikan bahwa bantuan yang diberikan sampai ke tangan mereka yang membutuhkan.
Tak hanya bahan pangan, ia juga memberikan sarung dan baju lebaran kepada ulama dan penghafal Alquran.
Serta bingkisan bagi tokoh masyarakat, aparat kepolisian, TNI, dan pegawai kecamatan setempat.
“Seluruh kampung dapat, ada sarung, baju koko, sembako, satu kecamatan kita bagikan,” ujar Joko Suranto.
Bagi Joko, berbagi bukan hanya sekadar memberi tetapi juga sebagai bentuk bakti kepada kedua orang tuanya.
“Di Islam salah satu kewajiban anak bisa dikategorikan soleh itu harus menjaga nama baik orang tua, ini adalah cara saya berbakti kepada orang tua saya, menjaga nama baik orang tua saya,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar berbagi, Joko juga aktif memperbaiki fasilitas umum di sekitar Karangrayung.
Jalan rusak yang dilaluinya selalu mendapatkan perhatian khusus untuk diperbaiki.
“Iya, di mana jalan yang kita lewati pasti kita benerin,” ujar Joko.
Joko Suranto tidak ingin mengungkapkan secara rinci jumlah nominal bantuan yang telah disalurkan selama Ramadan.
Namun ia menegaskan bahwa dana yang digunakan untuk kegiatan sosialnya cukup besar.
“Anggaran kita untuk shodaqoh jariyah lumayanlah,” ungkapnya.
