Jakarta, Beritasatu.com – Unit pembotolan Coca-Cola di Eropa mengumumkan telah melakukan penarikan besar-besaran terhadap produk Coke, Sprite, dan minuman lainnya. Keputusan ini diambil setelah ditemukan kadar klorat yang tinggi, yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Mengutip AFP, Rabu (29/1/2025), Coca-Cola menyatakan, kaleng dan botol kaca yang mengandung zat tersebut telah beredar di Belgia, Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, dan Luksemburg sejak November 2024. Informasi ini disampaikan oleh Coca-Cola Europacific Partners Belgia.
“Kami tidak memiliki angka pasti, tetapi jumlahnya cukup signifikan,” ujar perusahaan.
Menurut Otoritas Keamanan Pangan Eropa dalam laporan ilmiah 2015, paparan klorat dalam jangka panjang dapat menimbulkan risiko kesehatan, terutama bagi anak-anak yang mengalami kekurangan yodium ringan hingga sedang.
“Kebanyakan produk yang terdampak dan belum terjual telah kami tarik dari peredaran, dan kami terus berupaya mengeluarkan seluruh produk yang tersisa dari pasar,” jelas Coca-Cola Europacific Partners Belgia dalam menanggapi produk Coca Cola yang ditarik di Eropa.
Sementara itu, cabang perusahaan di Prancis menegaskan bahwa hasil analisis dari para ahli independen menunjukkan risiko yang sangat rendah terkait dengan temuan ini.
“Hingga saat ini, kami belum menerima keluhan dari konsumen terkait masalah ini,” tambah perusahaan tersebut.
Beberapa batch Coke dan Fuze Tea yang terdampak telah dikirim ke Prancis, tetapi saat ini belum ada instruksi penarikan untuk pasar negara tersebut.
Coca-Cola Europacific Partners menyampaikan permintaan maaf atas insiden ini, yang terdeteksi melalui pemeriksaan rutin di fasilitas produksi mereka di Ghent. Produk yang terdampak memiliki kode produksi antara 328 GE hingga 338 GE, termasuk merek Minute Maid, Nalu, Royal Bliss, dan Tropico.
“Kami terus berkoordinasi dengan otoritas terkait di setiap negara yang terkena dampak,” tutup pernyataan perusahaan terkait produk Coca Cola yang ditarik di Eropa.