Club Olahraga: Inter Milan

  • PSG Juara Liga Champions Gilas Inter Milan, Total Hadiahnya Bikin Ngiler – Page 3

    PSG Juara Liga Champions Gilas Inter Milan, Total Hadiahnya Bikin Ngiler – Page 3

    Musim ini, UEFA juga memperkenalkan skema baru bernama value pillar atau pilar nilai. Sistem ini memberikan insentif tambahan hingga £10,5 juta (Rp230 miliar) berdasarkan dua faktor: prestasi historis klub di kompetisi Eropa serta nilai siaran dari negara asal klub.

    PSG termasuk dalam kelompok klub yang paling diuntungkan, berkat catatan mereka di Eropa dan popularitas tinggi di pasar siaran global.

    Dengan semua pendapatan itu, PSG diperkirakan meraih total hadiah hingga £83 juta atau sekitar Rp1,82 triliun—belum termasuk bonus dari sponsor dan hak siar. Sebuah kemenangan yang bukan hanya gemilang di lapangan, tetapi juga menguntungkan secara finansial.

  • Marquinhos Tak Ingin Gagal Lagi di Kesempatan Kedua

    Marquinhos Tak Ingin Gagal Lagi di Kesempatan Kedua

    JAKARTA – Bek Marquinhos menjadi salah satu pemain Paris Saint-Germain yang gagal mengangkat trofi pada final Liga Champions 2020. Saat kembali berlaga di final bersama klub sama melawan Inter Milan, Marquinhos tak ingin gagal pada kesempatan kedua ini.

    Laga final di Stadion Allianz Arena, Munich, Minggu, 1 Juni 2025 pukul 02.00 dini hari WIB menjadi momen pembalasan bagi Marquinhos. Bersama Presnel Kimpembe, dirinya merupakan dua pemain yang masih bertahan di PSG.

    Keduanya menjadi bagian dari skuad PSG yang berlaga di final 2020 melawan Bayern Munchen. Hanya, mereka gagal memenuhi ekspetasi merengkuh trofi kuping lebar untuk kali pertama setelah kalah 1-0.

    Usai kegagalan itu, PSG merombak skuad dan kemudian memberhentikan pelatih Thomas Tuchel pada Desember 2020. Pergantian pelatih tetap tak pernah membawa Les Parisiens kembali ke final Liga Champions.

    Saat pemain lain keluar masuk, salah satunya Kylian Mbappe yang hengkang ke Real Madrid, Marquinhos dan Kimpembe tetap menjadi bagian dari PSG.

    Bahkan Marquinhos menjadi pemain yang paling lama bertahan di PSG. Sejak direkrut dari AS Roma pada 2013, bek tim nasional Brasil ini tak tergantikan saat membentengi pertahanan PSG. Selama 12 tahun klub tersebut, dia sudah 10 kali memenangi Ligue 1 Perancis dan delapan kali juara Piala Perancis.

    Bersama bek berusia 31 ini, PSG begitu mendominasi sepak bola Perancis. Bahkan dia juga membawa tim memenangi Piala Liga sebanyak enam kali dan juara Piala Super Perancis atau Trophee des Champions hingga delapan kali.

    Meski demikian, PSG tak pernah meraih sukses di kompetisi Eropa. Mereka hanya sekali melaju ke final dan harus mengakui keunggulan Bayern.

    “Kami pernah di atas dan pernah berada di bawah. Kini, kami punya kesempatan bagus untuk menciptakan sejarah. Bila menjadi juara, tentu ini pencapaian besar bagi klub dan pemain,” kata Marquinhos.

    “Ini merupakan kesempatan kedua saya mencapai final Liga Champions. Saya pastikan kami tidak akan menyerah tanpa perlawanan,” ucapnya.

    Marquinhos memastikan tidak ingin gagal pada kesempatan kedua. Ini menjadikan pasukan Luis Enrique bakal habis-habisan di pertandingan final. Bahkan dia menjanjikan pemain bakal menunjukkan fighting spirit yang belum pernah ada sebelumnya.

    “Kami akan bermain habis-habisan karena kami tahu ini pertandingan yang sulit. Apalagi, kami sudah fight untuk mencapai final,” kata Marquinhos.

    “Kami sudah melakukan segala upaya untuk mencapai final Liga Champions. Musim ini bisa jadi merupakan momen terbaik kami. Jadi, kami ingin membawa trofi ini kembali ke Paris dan kami bisa merayakannya bersama fans,” ucap dia lagi.

    PSG menunjukkan penampilan terbaik di Liga Champions musim ini. Dalam perjalanan menuju final, mereka sukses mengatasi Manchester City, Liverpool dan Arsenal.

    Menariknya, Liverpool dan Arsenal menempati unggulan meraih trofi. Namun PSG mampu mengatasi mereka. Ini yang menjadikan klub yang didanai perusahaan Qatar tersebut menjadi unggulan di laga final

    “Motivasi saya adalah memenangkan Liga Champions untuk kali pertama bagi PSG. Ini akan menjadi kado yang saya persembahkan untuk warga Paris, kota dan klub,” kata Enrique.

  • Marquinhos Tak Ingin Gagal Lagi di Kesempatan Kedua

    Marquinhos Tak Ingin Gagal Lagi di Kesempatan Kedua

    JAKARTA – Bek Marquinhos menjadi salah satu pemain Paris Saint-Germain yang gagal mengangkat trofi pada final Liga Champions 2020. Saat kembali berlaga di final bersama klub sama melawan Inter Milan, Marquinhos tak ingin gagal pada kesempatan kedua ini.

    Laga final di Stadion Allianz Arena, Munich, Minggu, 1 Juni 2025 pukul 02.00 dini hari WIB menjadi momen pembalasan bagi Marquinhos. Bersama Presnel Kimpembe, dirinya merupakan dua pemain yang masih bertahan di PSG.

    Keduanya menjadi bagian dari skuad PSG yang berlaga di final 2020 melawan Bayern Munchen. Hanya, mereka gagal memenuhi ekspetasi merengkuh trofi kuping lebar untuk kali pertama setelah kalah 1-0.

    Usai kegagalan itu, PSG merombak skuad dan kemudian memberhentikan pelatih Thomas Tuchel pada Desember 2020. Pergantian pelatih tetap tak pernah membawa Les Parisiens kembali ke final Liga Champions.

    Saat pemain lain keluar masuk, salah satunya Kylian Mbappe yang hengkang ke Real Madrid, Marquinhos dan Kimpembe tetap menjadi bagian dari PSG.

    Bahkan Marquinhos menjadi pemain yang paling lama bertahan di PSG. Sejak direkrut dari AS Roma pada 2013, bek tim nasional Brasil ini tak tergantikan saat membentengi pertahanan PSG. Selama 12 tahun klub tersebut, dia sudah 10 kali memenangi Ligue 1 Perancis dan delapan kali juara Piala Perancis.

    Bersama bek berusia 31 ini, PSG begitu mendominasi sepak bola Perancis. Bahkan dia juga membawa tim memenangi Piala Liga sebanyak enam kali dan juara Piala Super Perancis atau Trophee des Champions hingga delapan kali.

    Meski demikian, PSG tak pernah meraih sukses di kompetisi Eropa. Mereka hanya sekali melaju ke final dan harus mengakui keunggulan Bayern.

    “Kami pernah di atas dan pernah berada di bawah. Kini, kami punya kesempatan bagus untuk menciptakan sejarah. Bila menjadi juara, tentu ini pencapaian besar bagi klub dan pemain,” kata Marquinhos.

    “Ini merupakan kesempatan kedua saya mencapai final Liga Champions. Saya pastikan kami tidak akan menyerah tanpa perlawanan,” ucapnya.

    Marquinhos memastikan tidak ingin gagal pada kesempatan kedua. Ini menjadikan pasukan Luis Enrique bakal habis-habisan di pertandingan final. Bahkan dia menjanjikan pemain bakal menunjukkan fighting spirit yang belum pernah ada sebelumnya.

    “Kami akan bermain habis-habisan karena kami tahu ini pertandingan yang sulit. Apalagi, kami sudah fight untuk mencapai final,” kata Marquinhos.

    “Kami sudah melakukan segala upaya untuk mencapai final Liga Champions. Musim ini bisa jadi merupakan momen terbaik kami. Jadi, kami ingin membawa trofi ini kembali ke Paris dan kami bisa merayakannya bersama fans,” ucap dia lagi.

    PSG menunjukkan penampilan terbaik di Liga Champions musim ini. Dalam perjalanan menuju final, mereka sukses mengatasi Manchester City, Liverpool dan Arsenal.

    Menariknya, Liverpool dan Arsenal menempati unggulan meraih trofi. Namun PSG mampu mengatasi mereka. Ini yang menjadikan klub yang didanai perusahaan Qatar tersebut menjadi unggulan di laga final

    “Motivasi saya adalah memenangkan Liga Champions untuk kali pertama bagi PSG. Ini akan menjadi kado yang saya persembahkan untuk warga Paris, kota dan klub,” kata Enrique.

  • PSG vs. Inter Milan: Tuntaskan Dendam Kekalahan 2023

    PSG vs. Inter Milan: Tuntaskan Dendam Kekalahan 2023

    JAKARTA – Inter Milan dan Paris Saint-Germain pernah gagal pada final Liga Champions. Namun Inter memang termotivasi untuk menuntaskan dendam atas kekalahan pada final 2023.

    Final di Stadion Allianz Arena, Munich, Minggu, 1 Juni 2025 dini hari WIB, menjadi momen bagi Inter untuk menuntaskan dendam meski menghadapi awan yang berbeda. Pada final tersebut, Inter sesungguhnya mampu mengimbangi Manchester City sebelum kalah 1-0.

    Kini, materi pemain Inter tak jauh berbeda saat kembali mencapai final. Pelatih Simone Inzaghi berambisi menghapus bayang-bayang buruk di Istanbul saat menghadapi PSG di Munich.

    “Saya menyaksikan determinasi dan bukan obsesi yang memang seharusnya tidak memiliki tempat di sini,” kata Inzaghi.

    “Sebaliknya, pemain menunjukkan bagaimana mereka sepenuhnya berkonsentrasi dan memiliki determinasi. Kami tak perlu terobsesi tetapi kami memang harus membebaskan pikiran untuk melakukan persiapan sebaik mungkin,” ucapnya.

    Inzaghi optimistis skuad asuhannya sudah cukup berpengalaman dan meraih sukses sehingga mereka mampu bermain sesuai strategi yang sudah dirancang. Lautaro Martinez dkk pun sudah melupakan kegagalan dalam perebutan Scudetto.

    Inter mengakhiri kompetisi dengan serangkaian kegagalan di kompetisi domestik. Mereka gagal di Coppa Italia, Supercoppa Italiana dan terakhir harus mengakui keunggulan Napoli yang meraih Scudetto. Inter pun finis di urutan kedua musim ini.

    “Sisi psikologi memang sangat penting. Kami berusaha melakukan yang terbaik dan meninggalkan semua kekecewaan,” kata Inzaghi lagi.

    “Kami tahu bagaimana mempersiapkan pertandingan ini. Kami punya pemain yang menjadi juara dunia dan juara Eropa. Kami punya pengalamanan bagaimana mencapai final Liga Champions. Dan pertandingan di Liga Champions tidak kalah penting seperti halnya final di Piala Dunia maupun Piala Eropa,” tuturnya.

    Saat disinggung apa yang dibutuhkan I Nerazzurri agar bisa mengalahkan PSG, Inzaghi menuturkan tim harus bermain lebih agresif. Apalagi, tim asuhan Luis Enrique memang tak bisa diremehkan. Mereka nyaris selalu memenangkan trofi di kompetisi yang diikutinya.

    “Agresivitas dan sudah pasti butuh lebih banyak dari itu karena hanya dengan bermain sepeti itu bisa menang. Ini butuh segalanya, termasuk detil dari pertandingan dan sepenuhnya waspada,” ujar eks pelatih Lazio ini.

    “Pasalnya di hadapan kami adalah tim besar dan pantas berlaga di final seperti halnya Inter. Mereka tim yang kuat dengan pelatih besar,” ujar Inzaghi yang memberi apresiasi terhadap Enrique.

  • Kulminasi Menuju Treble atau Menghapus Kegagalan

    Kulminasi Menuju Treble atau Menghapus Kegagalan

    JAKARTA – Final Liga Champions yang mempertemukan Paris Saint-Germain dan Inter Milan, di Stadion Allianz Arena, Munich, Minggu, 1 Juni 2025 dini hari WIB, menjadi kulminasi dua tim terbaik Eropa memenuhi ambisi. PSG membidik treble dan Inter ingin menebus kegagalan 2023.

    Konklusi dari pertarungan tim-tim elite Eropa di kompetisi kasta tertinggi. Hanya kali ini tidak ada tim dari La Liga Spanyol atau Premier League Inggris yang begitu mendominasi selama 10 tahun terakhir.

    Klub-klub Spanyol dan Inggris yang selalu masuk final dan menjadi juara sejak 2014. Hanya Bayern Munchen dari Bundesliga Jerman yang merusak dominasi dua liga itu saat menjadi juara pada 2020 dengan mengalahkan PSG.

    Inter sendiri sebagai wakil dari Serie A Italia sempat menembus final pada 2023. Namun tim asuhan Simone Inzaghi gagal mengangkat trofi setelah dipaksa menyerah 1-0 oleh Manchester City.

    Tanpa kehadiran tim dari Spanyol maupun Inggris bukan berarti laga final kehilangan magnet. Keberhasilan Inter dan PSG tampil di laga puncak menunjukkan keduanya pantas memperebutkan trofi kuping lebar.

    Dalam perjalanan menuju final, Inter menyingkirkan tim unggulan, Bayern dan Barcelona. Bahkan I Nerazzurri menunjukkan performa terbaik saat menahan Barca 3-3 dan kemudian menang 4-3 lewat extra time.

    Kini, Lautaro Martinez dkk berharap menghapus kegagalan 2023 saat kembali melaju ke final. Apalagi, musim ini Inter gagal total di kompetisi domestik. Dalam perburuan Scudetto, Inter harus mengakui keunggulan Napoli dan mengakhiri kompetisi dengan menduduki peringkat dua.

    “Kami harus tampil sempurna,” kata Martinez saat disinggung peluang Inter memenangkan laga final seperti dikutip Football Italia.

    “Saya selalu katakan bahwa setiap pertandingan adalah final bagi kami. Kini kami ke final dan fokus menghadapi laga ini. Hanya satu tim yang akan mengangkat trofi. Kami sudah lama menunggu untuk melakukannya dan kami harus tampil sempurna,” ucapnya .

    Duel final ini bakal menampilkan gaya bermain yang berbeda dari kedua. Inter tampil dengan organisasi permainan yang rapi dan pertahanan solid. Tampil penuh disiplin dan efisien mampu membuat Bayern dan Barca frustrasi.

    Sebaliknya, PSG menunjukkan permainan yang agresif dan ini ditunjukkan dengan ketajaman Ousmane Dembele. Pelatih Luis Enrique berhasil mengubah PSG dari tim yang bergantung pad satu atau dua pemain bintang saat masih ada Kylian Mbappe.

    Kini, Enrique mengedepankan PSG sebagai sebuah tim. Tidak ada pemain yang menonjol dan Les Parisien menjelma menjadi tim yang bertumpu pada kolektivitas dengan permainan agresif.

    PSG tidak kalah optimistis meraih trofi Liga Champions untuk kali pertama. Dan bila memenuhi target itu, PSG pun bakal termasuk sedikit tim yang mampu meraih treble. Sebelumnya, Marquinhos dkk sudah memenangi Ligue 1 dan Piala Perancis. Kini, mereka berambisi melengkapi sukses itu dengan memenangi Liga Champions.

    “Kami tim yang sudah biasa tampil di final. Ini menjadikan kami sudah berpengalaman bermain di laga puncak. Saat bermain di sana yang terutama adalah motivasi. Dan itu sudah pasti ada pada kami,” kata Enrique.

    “Selain itu penting memiliki pengalaman. Tetapi itu juga relatif. Yang menjadikan kami makin kuat sebagai tim tak lain perjalanan kami menuju final yang tidak mudah. Namun kesulitan itu memberi keuntungan bagi kami. Ini yang menjdikan kami sudah sepenuhnya siap dan tidak takut,” ujarnya.

    PSG memang sedikit di atas angin karena tim sudah fokus lebih awal karena mereka memastikan meraih gelar juara saat kompetisi Ligue 1 belum berakhir.

    Sebaliknya, Inter masih harus berjibaku hingga laga pamungkas Serie A. Bahkan Inzaghi sampai harus merotasi pemain di laga terakhir melawan Como. Termasuk kiper Yann Sommer yang tidak dimainkan.

    Kini, Inzaghi bisa menurunkan skuad terbaik di laga final. Martinez yang absen di beberapa laga terakhir karena problem cedera juga bakal kembali menjadi starter.

    Prakiraan Susunan Pemain

    Paris Saint-Germain: Donnarumma; Hakimi, Marquinhos, Pacho, Nuno Mendes; Joao Neves, Vitinha, Fabian Ruiz; Doue, Dembele, Kvaratskhelia

    Inter Milan: Sommer; Bisseck, Acerbi, Bastoni; Dumfries, Barella, Calhanoglu, Mkhitaryan, Dimarco; Thuram, Martinez

  • Perombakan Luis Enrique Setelah Kepergian Kylian Mbappe

    Perombakan Luis Enrique Setelah Kepergian Kylian Mbappe

    JAKARTA – Pelatih Paris Saint-Germain Luis Enrique harus merombak tim dan mentalitas pemain setelah kepergian Kylian Mbappe. Hasilnya, PSG kembali menembus final Liga Champions dan langsung memburu treble saat menghadapi Inter Milan di Stadion Allianz Arena, Munich, Minggu, 1 Juni 2025 dini hari WIB.

    Bisa apa PSG tanpa Mbappe? Saat ditinggalkan para pemain bintang, PSG diprediksi tak lagi mampu mendominasi Ligue 1 Perancis. Saat itu, PSG ditinggalkan Sergio Ramos, Lionel Messi dan kemudian Neymar.

    Meski ditinggalkan Messi dkk, namun PSG tetap punya keyakinan tetap bisa bersaing di kompetisi domestik dan Liga Champions. Pasalnya masih ada sang ikon Kylian Mbappe.

    Namun saat Mbappe ikut pergi dengan status bebas transfer, PSG dinilai bakal kehilangan separuh dari kekuatan mereka. Bagaimana tidak, permainan tim berpusat pada Mbappe.

    Tanpa kapten tim nasional Perancis ini, PSG bakal kehilangan taji. Apalagi, Ousmane Dembele dan Bradley Barcola seperti hanya menjadi bayang-bayang Mbappe yang pindah ke Real Madrid.

    Hanya saja, Enrique mampu menjawab keraguan itu. Mantan pelatih Barcelona dan timnas Spanyol ini tak membuang waktu dan langsung membangun ulang Les Parisiens. Tim tak lagi berpusat pada pemain bintang seperti yang sudah lama terbangun.

    Enrique mengembangkan filosofi bermain yang sangat disiplin dan kolektif. Tidak ada lagi satu atau dua pemain yang menonjol di tim PSG. Bahkan kapten Marquinhos pun tetap menjadi bagian dari permainan tim.

    “Kami tidak lagi bermain seperti yang diinginkan Mbappe. Itu adalah filosofi lama (klub) yang pada akhirnya tak pernah memenangkan trofi besar,” ujar Enrique seperti dikutip RTE.

    “Kini, kultur klub sudah berubah,” kata dia lagi.

    Hal senada dikatakan Dembele yang dipindahkan Enrique dari posisi sayap dan kemudian ditempatkan sebagai centre forward. Hasilnya, Dembele yang nyaris frustrasi karena kehilangan kemampuan membobol gawang lawan akhirnya menjadi mesin gol andalan PSG.

    Musim ini, Dembele mampu mengemas 32 gol dari 40 pertandingan di berbagai kompetisi, termasuk 21 gol di Ligue 1. Torehan gol eks pemain Barcelona ini jauh lebih banyak dari total gol yang dicetaknya selama lima musim terakhir.

    “Ada perubahan mindset musim ini. Pelatih yang mengendalikan semuanya,” ucap Dembele.

    Enrique menunjukkan siapa bos sesungguhnya di tim. Semua pemain mendapat perlakuan sama dan tidak ada satupun yang diistimewakan.

    Hasilnya, PSG tetap menguasai Ligue 1 dan berhasil memenangi Piala Perancis. Kini, mereka berupaya meraih treble dengan membidik trofi pamungkas, Liga Champions.

    Pencapaian gemilang itu menjadikan Enrique tidak akan mengubah filosofinya. Bahkan dia memastikan tidak ada pemain yang bermain sendiri tanpa kendali dari pelatih.

    “Apakah saya akan melakukan lebih baik lagi musim depan? Tentu saja. Pasalnya tidak ada satu pun pemain yang ada di lapangan akan bermain di luar kendali saya. Musim depan, saya sepenuhnya mengontrol mereka,” ucap Enrique.

    Filosofi bermain Enrique memang membawa PSG kembali ke final Liga Champions menghadapi Inter.

    Sebaliknya, Mbappe harus gigit jari. Meski sudah pindah ke Madrid, dirinya tetap belum bisa memenuhi ambisi mengangkat trofi kuping lebar.

  • Inter Milan Akan Mengenakan Kostum Ketiga Saat Melawan PSG

    Inter Milan Akan Mengenakan Kostum Ketiga Saat Melawan PSG

    JAKARTA – Inter Milan akan mengenakan kostum ketiga, kostum kuning keemasan, pada final Liga Champions pada Minggu, 1 Juni 2025, dini hari WIB, saat mereka menghadapi Paris Saint-Germain di Munich.

    Inter telah bermain dalam enam final Liga Champions hingga saat ini–yang pertama pada 1964–dan sejauh ini belum pernah menggunakan kostum ketiga dalam pertandingan pemungkas tersebut.

    Karena Paris ditetapkan sebagai tim tuan rumah di final, mereka akan mengenakan kostum pilihan pertama mereka–celana pendek biru tua dan jersey dengan garis putih dan merah di bagian tengah. Jadi, Inter tidak dapat bermain dengan kostum bergaris hitam dan biru klasik mereka.

    Namun, klub Italia tersebut tidak memilih kostum kedua mereka–jersey putih dengan detail biru–malah memilih untuk mengenakan kostum ketiga sebagai gantinya, kemeja kuning keemasan dengan detail hitam dan celana hitam.

    Mungkin ada takhayul yang terlibat karena tim asuhan Simone Inzaghi memenangi kedua pertandingan di turnamen klub elite Eropa itu saat bermain dengan seragam kuning musim ini.

    Laga yang dimaksud ialah kemenangan 1-0 di Sparta Praha pada Januari 2025 dan kemenangan leg pertama babak 16 besar di markas Feyenoord pada Maret 2025.

    Satu-satunya kekalahan mereka di Liga Champions musim ini terjadi di kandang Bayer Leverkusen saat mereka mengenakan seragam putih pada Desember 2024.

  • Beban Inter Milan Lebih Berat dari SSC Napoli

    Beban Inter Milan Lebih Berat dari SSC Napoli

    Milan (beritajatim.com) – Kepastian pemilik scudetto Serie A musim ini bisa ditentukan pada giornata ke-37 dini hari nanti. Syaratnya, SSC Napoli mengalahkan Parma Calcio sedangkan di waktu bersamaan Inter Milan dikalahkan SS Lazio.

    Saat ini, Napoli sebagai capolista hanya unggul 1 poin dari Inter (78 poin berbanding 77 poin). Jika dini hari nanti Napoli yang kalah dan Inter menang, maka penentuan scudetto bakal terjadi di giornata pemungkas pekan depan.

    Intinya, Nerazzurri diharuskan sapu bersih di dua giornata ke depan sembari berharap Napoli terpeleset. Sebab, jika Inter yang terpeleset dan Napoli menang, maka scudetto akan kembali ke Naples seperti dua musim lalu.

    “Ada di jalur scudetto tentu melampaui target kami yang hanya ingin finis 4 besar untuk main Liga Champions musim depan. Tetapi karena kami ada di situasi seperti itu saat ini, maka kami harus mampu mengendalikan semuanya dengan baik,” papar allenatore Napoli Antonio Conte dilansir Football Italia.

    Langkah Inter back to back scudetto memang lebih berat dari Napoli. Sebab, mereka juga harus membagi fokus menyiapkan diri jelang final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain 1 Juni mendatang.

    Apalagi, Lazio yang jadi lawan Inter dini hari nanti juga masih mengejar 4 besar. Saat ini, Lazio ada di posisi  5 dengan 64 poin. Mereka hanya diferensiasi gol dari Juventus yang ada di peringkat keempat meski memiliki poin sama 64 (+13 gol berbanding +20 gol).

    Tetapi, Parma yang akan dihadapi Napoli juga tengah berjuang lepas dari jurang degradasi. Saat ini, Gialloblu ada di posisi 16 dengan 32 poin. Mereka hanya unggul 4 poin dari US Lecce yang ada di posisi 18 sebagai batas degradasi ke Serie B. Kemenangan atas Napoli bakal mengamankan posisi Parma di Serie A.

    “Kami tentu saja akan menyiapkan skuad terbaik untuk final Liga Champions. Tetapi, kami juga tidak akan melepas Serie A begitu saja. Saya selalu bilang kepada para pemain agar fokus ke hasil sendiri (daripada memusingkan hasil Napoli, Red)” ujar allenatore Inter Simone Inzaghi. (dio/ted)

  • Erick Thohir Siapkan Satu Slot Laga Uji Coba Hadapi Malaysia di Bulan September Mendatang

    Erick Thohir Siapkan Satu Slot Laga Uji Coba Hadapi Malaysia di Bulan September Mendatang

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Laga uji coba Timnas Indonesia menghadapi Timnas Malaysia berpotensi bakal terjadi dalam waktu dekat ini.

    Ketua Umum PSSI, Erick Thohir bicara terkait kemungkinan di gelarnya pertandingan ini.

    Erick membenarkan bahwa Timnas Indonesia berencana untuk beruji coba dengan Timnas Malaysia pada FIFA Matchday September 2025.

    Timnas Indonesia akan memanfaatkan FIFA Matchday September 2025 sebagai persiapan jika lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

    Ia menyebut menyiapkan satu slot pertandingan uji coba menghadapi Malaysia yang saat ini disebut tengah berbenah.

    “Slot satunya lagi kami coba lihat, Malaysia yang sedang berbenah diri,” kata Erick Thohir dikutip Rabu (7/5/2025).

    “Kami juga melihat Malaysia telah berganti pelatih dan banyak pemain baru. Kami ingin coba juga. Kayaknya kami sudah kangen juga melawan Malaysia, sudah cukup lama. Ya tes nyali lah, sama-sama,” tambahnya.

    Mantan Presiden klub Inter Milan ini tampaknya begitu serius untuk mengelar pertandingan ini.

    Ia masih menunggu kepastian dari Federas sepakbola Malaysia apakah mereka mau atau tidak menggelar laga ini.

    “Kalau Malaysia-nya mau. Kalau Malaysia-nya tidak mau, ya tidak apa-apa. Mungkin lain kali,” sebutnya.

    Jika benar pertandingan ini bakal di gelar, Erick menyebut kemungkinan besar venue pertandingan akan berada di Indonesia.

    “Rencana uji cobanya di Indonesia,” tutupnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Kehadiran Pedri Lebih Penting ketimbang Trisula Penyerang Barcelona

    Kehadiran Pedri Lebih Penting ketimbang Trisula Penyerang Barcelona

    JAKARTA – Mantan pemain Real Madrid, Toni Kroos, mengatakan Pedri adalah gelandang terbaik di dunia dan lebih penting bagi Barcelona ketimbang Lamine Yamal, Robert Lewandowski, dan Raphinha.

    Yamal, Lewandowski, dan Raphinha telah mengumpulkan 86 gol di semua ajang musim ini sehingga membuat Blaugrana tetap berpeluang meraih tiga gelar menjelang minggu-minggu terakhir musim ini.

    Namun, Kroos, yang pensiun musim panas lalu, yakin Pedri adalah kunci kesuksesan Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick musim ini.

    “Bagi saya, pemain seperti Pedri lebih penting daripada Lamine Yamal, Raphinha, atau Lewandowski.”

    “Mereka (trisula penyerang) mungkin akan menentukan hasil pertandingan, tetapi untuk melakukan itu, Pedri saat ini adalah pemain terbaik di dunia di posisinya.”

    “Dia adalah pemain yang akan Anda rindukan saat dia tidak bermain, siapa pun lawan Anda. Dia tidak hanya mencetak gol atau memberikan assist, dia menawarkan solusi,” kata Kroos dalam podcast miliknya, Einfach mal Luppen.

    Pemain 22 tahun itu tampaknya telah pulih dari masalah cedera yang menimpanya dalam beberapa musim terakhir. Dia telah tampil sebanyak 54 kali musim ini, mencetak enam gol dan membuat tujuh assist.

    Barcelona akan kembali mengandalkannya pada Rabu, 7 Mei 2025, dini hari WIB, saat mereka bertandang ke markas Inter Milan pada leg kedua semifinal Liga Champions setelah bermain imbang 3-3 di Olympic Lluis Companys tengah minggu lalu.

    “Saya telah mengamati apa yang dilakukan Pedri musim ini. Di Liga Champions, dia lebih baik dari lawan-lawannya di setiap pertandingan.”

    “Di La Liga, perbedaan (antara dia dan lawan-lawannya) juga lebih ekstrem. Jika Anda kehilangan pemain seperti dia, Anda akan menyadarinya. Dia yang terbaik.”

    “Dia salah satu dari sedikit gelandang di posisinya yang memiliki kemampuan untuk melewati pemain lawan saat tidak ada ruang.”

    “Pemain seperti Pedri membantu Anda di setiap area permainan,” tutur Kroos lagi.

    Setelah Inter Milan, Barcelona menghadapi laga El Clasico yang berpotensi menentukan gelar melawan Real Madrid pada Minggu, 11 Mei 2025.

    Klub Catalan itu akan menghadapi Los Blancos dengan keunggulan empat poin di puncak klasemen La Liga.

    Kroos ingat betapa sulitnya menghentikan Pedri saat dia masih bermain di pertandingan tersebut.

    “Saya mengalaminya sendiri, khususnya sekali. Dia mengalahkan kami (Real Madrid) di kandang.”

    “Sekali atau dua kali saya pikir saya bisa mengalahkannya karena dia tidak terlihat begitu cepat, tetapi dia menggiring bola dengan sangat baik.”

    “Saya bahkan tidak bisa menghentikannya dengan pelanggaran. Dia tidak seperti Messi, yang kecepatan geraknya bisa Anda lihat.”

    “Pedri tidak tampak begitu cepat, tetapi sebenarnya dia cepat,” ujar Kroos.