Jakarta, Beritasatu.com – Fenomena aura farming tengah menjadi sorotan global, terutama di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Uniknya, istilah ini mulai populer justru karena terinspirasi dari tradisi Pacu Jalur, olahraga perahu tradisional asal Riau, Indonesia.
Dalam berbagai video viral, bocah-bocah penari di ujung perahu terlihat begitu percaya diri dan penuh gaya, menciptakan momen ikonik yang dinilai “memancarkan aura keren”. Inilah cikal bakal tren digital bernama aura farming.
Dari Tradisi Lokal ke Panggung Global
Tradisi Pacu Jalur awalnya hanya dikenal di wilayah Riau dan sekitarnya sebagai perlombaan perahu panjang yang digerakkan oleh puluhan pendayung. Namun, belakangan ini, daya tarik dari gerakan tarian khas anak-anak di ujung perahu itu menarik perhatian dunia.
Semua bermula ketika akun resmi TikTok Paris Saint-Germain (PSG) mengunggah video kompilasi pemain mereka seperti Bradley Barcola dan Neymar, disandingkan dengan gaya anak-anak Pacu Jalur yang menari dengan percaya diri.
“Auranya tiba sampai ke Paris,” tulis PSG dalam unggahannya.
Tak lama berselang, AC Milan menyusul dengan memposting maskot mereka, Milanello, menirukan gerakan ikonik tersebut dan memberi label “aura”.
Tak hanya klub bola Eropa, bintang NFL dan kekasih Taylor Swift, Travis Kelce, juga ikut mempopulerkan tren ini. Ia menyebut tarian anak Pacu Jalur sebagai “auranya keren” sembari menyematkan tagar #AuraFarming dan #Indonesia.
Apa Itu Aura Farming Sebenarnya?
Seiring pesatnya perkembangan dunia digital, istilah dan tren baru pun bermunculan. Salah satu yang paling banyak dibicarakan saat ini adalah aura farming. Tapi, apa arti sebenarnya?
Secara harfiah, aura merujuk pada pancaran energi atau karisma seseorang. Sementara farming dalam istilah gaul diambil dari dunia video gim yang berarti melakukan sesuatu secara berulang-ulang untuk meningkatkan level, pengalaman, atau item.
Gabungan dua kata ini menghasilkan makna baru, yakni tindakan sadar dan berulang untuk meningkatkan daya tarik atau karisma diri di depan publik atau media sosial.
Menurut situs Ilearnlot, aura farming adalah tindakan untuk memperkuat pancaran karisma melalui gaya, gerakan, atau konten yang menonjol.
Biasanya dilakukan lewat video TikTok, selebrasi di dunia nyata, atau bahkan dalam gim. Situs Toxigon menambahkan bahwa fenomena ini kini sudah melampaui ranah anime dan gim, merambah budaya pop, film, hingga musik.
Anak-anak penari di ujung perahu Pacu Jalur dianggap telah menciptakan momen aura farming yang sempurna, yakni gerakan penuh percaya diri, keseimbangan luar biasa, dan energi positif yang menginspirasi banyak orang untuk menirukannya.
Lagu Young Black & Rich milik Melly Mike pun menjadi soundtrack wajib dalam video-video aura farming.
Aura Farming dan Budaya Pop
Tak bisa dimungkiri, tren aura farming mengaburkan batas antara budaya tradisional dan modern. Istilah yang lahir dari dunia gim dan anime ini kini justru menyoroti nilai artistik dan ekspresi dari tradisi Indonesia.
Dalam dunia gim seperti Elden Ring atau Fortnite, farming dilakukan untuk mengumpulkan aura points melalui aksi keren atau performa maksimal. Di dunia nyata, TikTokers melakukan hal serupa—berusaha tampil keren dan ikonik demi mendapatkan pengakuan, likes, dan views.
Tren ini menunjukkan bahwa gaya, percaya diri, dan keunikan lokal bisa menjadi komoditas digital yang powerful. Pacu Jalur bukan lagi sekadar tradisi lokal, tapi kini menjadi ikon global yang mengilhami berbagai bentuk aura farming di seluruh dunia.
Fenomena aura farming bukan hanya sekadar tren digital biasa. Ia telah menjadi jembatan antara budaya lokal Indonesia dan apresiasi global. Lewat gerakan sederhana tetapi penuh karisma dari bocah penari Pacu Jalur, dunia kini mengenal tradisi Riau dengan cara yang segar dan menghibur.