Jakarta, CNN Indonesia —
China tengah membangun tembok tenaga surya raksasa sepanjang 400 kilometer dengan produksi listrik mencapai 100 gigawatt.
Tembok tenaga surya ini berada di desa Chaideng di kota Ordos, wilayah otonom Mongolia Dalam. Tembok tenaga surya ini merupakan bagian dari proyek reklamasi gurun energi surya yang ambisius yang dikenal sebagai “tembok fotovoltaik besar”, yang membentang di sepanjang tepi utara Gurun Kubuqi.
Proyek besar ini tidak dapat menyaingi Tembok Besar China yang telah ada saat ini. Namun,menurut wakil direktur biro kehutanan dan padang rumput Ordos Liu Tianyun, tembok ini direncanakan akan membentang sekitar 400 kilometer dengan lebar rata-rata 5 kilometer.
Target tersebut akan membuat proyek ini menjadi rekor baru dalam hal luas area untuk ladang fotovoltaik di China dan akan menghasilkan kapasitas terpasang sebesar 100 gigawatt pada saat seluruh tembok rampung.
Sebagai perbandingan, Beijing mengonsumsi 135,8 miliar kWh listrik per tahun atau sekitar 372 juta kWh listrik per hari. Dengan solar panel berkapasitas 100 gigawatt, tembok ini bisa memasok keseluruhan kebutuhan listrik kota tersebut.
Hingga saat ini, kota Ordos sendiri telah menginstalasi 5,42 gigawatt tenaga surya di atas lebih dari 133 km2 lahan berpasir.
Dikutip dari China Daily, Gurun Kubuqi memiliki lahan yang luas dan terbuka yang sempurna untuk pembangkit listrik tenaga surya. Selain menghasilkan listrik, proyek tenaga surya lokal juga telah terbukti membantu mengurangi badai pasir dan desertifikasi yang sering terjadi di daerah tersebut.
Lebih lanjut, proyek tembok tenaga surya ini memelopori pendekatan inovatif, dengan panel surya penghasil listrik yang ditempatkan di bagian atas, sehingga memungkinkan tanaman tumbuh di atas tanah dan ternak kecil dapat merumput.
Panel surya juga dapat mengurangi penguapan air tanah sekitar 20 hingga 30 persen sekaligus memberikan keteduhan dari sinar matahari dan tempat berlindung dari angin, yang mendukung pertumbuhan tanaman. Dengan tanaman dan unggas yang tumbuh subur di tempat teduh, pendekatan ini disebut memberikan manfaat ekonomi dan ekologi.
Di beberapa daerah gersang, irigasi bertenaga surya juga diadopsi untuk lanskap gurun yang hijau. Untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan gurun yang menantang, Negeri Tirai Bambu terus mengembangkan inovasi dalam modul fotovoltaik.
Modul fotovoltaik menggunakan teknologi bifasial dan sel efisiensi tinggi yang dapat menangkap sinar matahari dari kedua sisi, memanfaatkan reflektivitas permukaan berpasir yang tinggi untuk meningkatkan produksi tenaga listrik sekitar 8 persen.
Masa pakai modul juga telah diperpanjang dari 25 tahun menjadi 30 tahun dengan penggunaan bahan enkapsulasi kaca ganda. Jarak minimum antara panel fotovoltaik dan tanah telah disesuaikan menjadi sekitar 2,5 meter, sehingga memberikan ruang yang cukup bagi orang dan alat berat agar dapat bergerak dengan mudah untuk pekerjaan pertanian.
Kota Ordos, yang juga dikenal dengan sumber daya batu baranya yang melimpah, memiliki beberapa tambang batu bara besar yang tersebar di seluruh Gurun Kubuqi. Air buangan yang telah diolah dari tambang batu bara tersebut disalurkan dari tambang-tambang ke pembangkit listrik tenaga surya dan dimanfaatkan untuk membersihkan panel-panel surya dan menyirami tanaman.
(lom/dmi)
[Gambas:Video CNN]